BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di
negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai
penyakit yang di sebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan
hygienis yang buruk.
PHBS
2010 adalah di mana individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat
Indonesia telah melaksanakan PHBS dalam rangka:
1. Mencegah timbulnya penyakit dalam
masalah-masalah kesehatan lain
2. Menanggulangi penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka menigkatkan derajat kesehatan
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
4. Mengembangkan dan
menyelengarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh
Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui
rumusan visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh
seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium Development Goals
(MDGs).
PHBS adalah semua perilaku kesehatan
yang di lakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap
individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana
saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum,
sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan
yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang
PHBS adalah wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekan PHBS. Dalam hal ini ada lima
prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehataan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat/Asuransi Kesehatan atau JPKM. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi
atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003). PHBS itu
jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang gizi: makanan, minuman
tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodum, dan sebagainya.
Perilaku merupakan respon individu
terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu
pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
PHBS adalah sekmpulan perilaku yang
di praktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki
kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya
adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan
(Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri
seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu
kegiatan atau aktifitas organisme
atau makhluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk tatanan
PHBS?
2. Apa tujuan dari PHBS?
3. Apa Manfaat PHBS?
4. Apa saja strategi PHBS?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan
seseorang melakukan PHBS?
6. Apa sasaran PHBS Menurut Tatanan?
7. Apa aturan
atau Kebijakan Mengenai PHBS?
1.3
TUJUAN
Agar masyarakat lebih mengerti apa
yang di maksud dengan PHBS
BAB II
PEMBAHSAN
2.1
Konsep Tatanan
Manusia hidup
di berbagai tatanan, yaitu berbagai tempat dan sistem sosial di mana ia
melakukukan kegiatan sehari-harinya. Di setiap tatanan
faktor-faktor individu, lingkungan fisik dan lingkungan sosial
berinteraksi dan menimbulkan dampak pada kesehatan. Sebab itu dapat di katakan
bahwa suatu tatanan adalah suatu tempat di mana manusia secara aktif memanipulasi
lingkungan, sehingga sekaligus menciptakan.
2.2
Tatanan PHBS
Tatanan adalah tempat di mana
sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain.
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah
sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap
keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku
sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah
ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang
dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip
bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan
termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan
rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi
neonatus.
b. Memberi Asi esklusif
Asi ekslusif secara nyata mampu
menekan angka kematian balita, memberikan Asi ekslusif tidak hanya memberikan
manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen
terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan.
Jika keluarga memiliki balita wajib
membawanya ke pos yandu untuk dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan
merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita, dengan melakukan
penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita
serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan
oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak
jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang
digunakan diolah terlebih dahulu
agar menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
f. Menggunakan jamban sehat.
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat
kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis
dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan,
minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
h. Makan buah dan sayur setiap hari.
Sayur dan buah merupakan sumber gizi
yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan
buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
j. Tidak merokok di dalam rumah.
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.
2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara
lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan
bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam
tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu
burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena
kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat
pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau
tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat
berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran
terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan
kecelakaan dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang
di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan
penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit pada siang hari
dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif
yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru,
kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak,
kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat berkembang
secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu
bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya
tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan
juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi
vektor penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja
antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di
tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja
Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara
teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di
tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air
kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada
tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya
untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar
tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan
untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana
ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang
sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di pasar, Tidak meludah
Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang
sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di tempat ibadah,
Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang
sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah
Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang
sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di angkutan umum,
Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan
tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat, serta mampu
mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah
dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum, Meningkatkan pendapatan bagi
tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya kunjungan pengguna
tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum
sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah kabupaten/kota yang baik
Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di tempat-tempat umum
5. Tatanan fasilitas
kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain:
:
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.
2.3
Tujuan PHBS
Tujuan PHBS (DepKes RI 1997) adalah
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar
hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2.4
Manfaat PHBS
- Setiap anggota keluarga menjadi
sehat
- Anak tumbuh sehat dan cerdas
- Anggota keluarga giat bekerja
- Pengeluaran biaya rumah tangga
dapat di tunjukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha
untuk menambah pendapatan keluarga.
2.5
Strategi PHBS
Strategi PHBS, yaitu:
a. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan
adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari
mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang di perkenalkan (aspek
practice).
b. Bina Suasana
Bina
suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosialyang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang di perkenalkan. Tiga
pendekatan dalam bina suasana:
1) Pendekatan individu
2) Pendekatan kelompok
3) Pendekatan masyarakat umum
C. Advokasi
Advokasi
adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh
masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintah
dan menyandang dana pemerintah.
Adapun tahap-tahap advokasi, yaitu:
1) Mengetahui atau menyadari adanya
masalah
2) Tertarik untuk ikut mengatasi
masalah
3) Peduli terhadap pemecahan masalah
dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecah masalah.
4) Sepakat untuk memecahkan masalah
dengan memilih salah satu alternatif pemecah masalah
5) Memutuskan tindak lanjut
kesepakatan.
2.6
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB SESEORANG MELAKUKAN PHBS
Menurut Lawrence Green (1980), dalam
Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada tiga faktor penyebab mengapa
seseorang melakukan PHBS, yaitu:
1.
Faktor Pemuda (Predisposising factor)
Faktor ini mencangkup pengetahuan
dan sikap anak-anak terhadap PHBS. Di mana faktor ini menjadi pemicu atau anteseden terhadap perilaku yang menjadi
dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi atau kebiasaan,
kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi
2.
Faktor Pemungkin (enambling factor)
Faktor pemicu terhadap perilaku yang
memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-anak. Misalnya,
air bersih, tempat pembuangan sampah jamban, ketersediaan makanan bergizi dan
sebagainya.
Fasilitas
ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya PHBS.
3.
Faktor Penguat (reinforcing factor)
Faktor
yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orang tua
yang merupakan tokoh yang di percaya atau di panuti anak-anak.
2.7 Sasaran PHBS Menurut Tatanan
Sasaran
|
Keluarga
|
Inst.
Kesehatan
|
Tempat
Kerja
|
Sekolah
|
Tempat
Umum
|
Primer
|
Individu
|
Pasien
Pengantar/ Keluarga
Keluarga Pasien
|
Karyawan
|
Siswa
|
Pengunjung
Masyarakat Umum
|
Sekunder
|
KK
Ortu/ Mertua
Kader
|
Petugas Kes
Kader Kes
|
Manager
Serikat Buruh
Organisasi Profesi
|
Guru
BK
Karyawan
Osis
|
Pegawai
Karyawan
Manager
|
Tersier
|
KK
Ket RT
Ket RW
Kades
|
Pimp. Institusi di Institusi Kesehatan
|
Direktur
Pemilik
|
Kepsek
Pemilik
|
Direksi
Pemilik
|
2.8 Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah
menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan
hukum pembinaan PHBS adalah :
- Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
- Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
- Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
- Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
- Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa dan Kelurahan.
- Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.
- Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
- Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan nasional Promosi Kesehatan.
- Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
2.9 10 Indikator PHBS di Dalam Rumah Tangga
Terdapat 10 indikator Phbs di dalam
rumah tangga, yaitu:
1.
Pesalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
Yang di maksud tenaga kesehatan di
sini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. hal ini di karenakan
karena masih banyak masyarakat yang masih mengandalkan tenaga nun medis untuk
membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan penanganannya
pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi i Inpun di khawatirkan beresiko
besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
2.
Memberi bayi ASI Esklutif
Seorang ibu dapat memberikan buah
hatinya ASI Ekslutif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan
3.
Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan balita setiap bulan di
maksud untuk membantu pemantauan pertumbuhan balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini di lakukan di posyiandu setelah itu di catat di buku KMS (Kartu
menuju sehat).
4.
Penggunaan air bersih
Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5.
Mencuci tangan pakai sabun
Mencuci tangan pada air yang sedang
mengalir dan menggunakan sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan
kotoron yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman.
6. Gunakan jamban sehat
Ada
beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum,
tidak berbau, tidak dapat di jamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari
tanah sekitaranya mudah di bersikan dan aman di gunakan, di lengkapi dengan
dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi darah yang cukup, lantai
kedap air, dll
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Lakukan
pemeriksaan jentik berkala (PJB) di lingkungan rumah. PJB adalah pemeriksaan
tempat perkembang biakan nyamuk yang ada di dalam rumah seperti bak mandi, WC,
vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang di
lakukan secara teratur setiap minggu.
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Buah
dan sayur banyak mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi
tubuh.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap
hari
Melakukan
aktivitas fisik angan penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental agar
tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Di
dalam satu puntung rokok yang di hisap terdapat lebih dari 4000 bahan kimia
berbahay, di antaranya adalah nikotin, tar dan karbon monoksida (CO).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Prilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap
individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
2. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta
masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan Rumah tangga
c. Tempat umum
d. Tempat kerja
e. Fasilitas kesehatan
3.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman.
DAFTAR
PUSTAKA
Fk.uns.ac.id/static/filebagian/SEMESTER_5_2011_KOMUNIKASI_EDUKASI_PHBS_(PERILAKU_HIDUP_BERSIH_DAN_SEHAT).pdf
repositori.usu.ac.id/bitstream/123456789/39357/Chapter%20l.pdf
digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-enggarriap-5773-2-bab2.pdf
Dinkes.bantenprov.go.id
Bang daftar pusaka nya gimna ya?
BalasHapus