Selasa, 22 November 2016

Makalah Komunikasi Kesehatan



BAB III
PEMBAHASAN
I. KOMUNIKASI BERDAMPAK = KOMUNIKASI PERSUASIF
2.1. Hakikat tujuan komunikasi
       Komunikasi bertujuan untuk mengirimkan informasi. Jika komunikator  mengirimkan pesan maka diharapkan agar komunikan mengetahui pesan tersebut. Pesan yang bernuansa pendidikan, dan diharapkan komunikasi dapat mempelajari informasi yang telah diterima.
         Komunikator mengirimkan pesan, baik sebagai informasi, pendidikan, dan hiburan, untuk mempengaruhi sikap komunikan. Perhatikan aktifitas komunikasi antara dokter dengan pasien. Pertama-tama, dokter mungkin akan bertanya kepada pasien tentang gejala penyakit yang dirasakan. Pasien akan bercerita mengenai gejala-gejala (simtomp) penyakit yang diderita. Setelah mendengarkan pasien, dokter tidak langsung memberikan resep tetapi berdialog dengan pasien terlebih dahul, dokter mengemukakan beberapa informasi yang berisi pendidikan, karena dokter memberikan pengetahuan baru kepada pasien mengenai sumber, sebab, cara pencegahan, dan pengobatan terhadap penyakit itu.
1.     Komunikasi persuasif
       Sebagian besar komunikasi untuk memengaruhi audiens dengan menampilkan komunikator, rancangan pesan, media yang dapat mempersuasi komunikan. Metode persuasif dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya kampanye, promosi, negosiasi, propaganda periklanan, penyuluhan,  dan lain-lain.
ü Peranan komunikator
Komunikasi kesehatan yang efektif sangat tergantung dari karakteristik komunikator yang memanipulasi pesan dan memanfaatkan media untuk mengalihkan pesan tersebut. Makin meningkatnya daya tarik komunikator (ingat etos, patos, logoa), dia akan makin diterima oleh komunikan  audiens. Komunikasi persuasif yang dapat memengaruhi sikap komunikasi sangat tergantung dari perasan komunikator.
       Kredibilitas komunikator saja rupanya belum cukup. Berbagai penelitian dalam komunikasi (persuasif) menunjukan bahwa rancangan pesan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap komunikan. Dalam bab pesan telah dijelaskan bahwa struktur pesan, gaya pesan, dan daya tarik pesan menentukan penerimaan audiens. Sebagai contoh, ada audiens yang berpengaruh pada kekuatan argumentasi dari suatu pesan, berarti audiens yang dipengaruhi oleh rancangan pesan kognitif (kalau begitu komunikator memainkan pesan logos), namun ada audiens yang tak perduli dengan argumentasi karena dia dipengaruhi oleh faktor daya tarik pesan (kalau begitu komunikator memainkan patos).
ü Peranan media
Apakah audiens hanya dapat dipengaruhi oleh gridibilitas komunikator dan rancangan pesan? Berbagai penelitian komunikasi (persuasif) menunjukan, jika komunikator dapat memanipilasi pesan dan media, dia memengaruhi audiens dalam komunikasi atara personal tatap muka hubungan antara komunikator dengan komunikan, secara fisik, sangat dekat sehingga memungkinkan komunikasi menampilkan kredipilitasnya secara total,memanipulasi pesan verbal dan diperkuat oleh pesan-pesan non-verbal sebagai media sensoris. Demikian pula dalam gerakan, dinamika, perulangan, kebaruan dll agar dapat mempengaruhi audiens.
ü Perana audiens
Peranan di atas menunjukan, akhirnya komunikasi persuasif itu sanggat di tentukan oleh sikap audiens berubah atau bertahan. Mengapa? Karena hasil ahir dari komunikasi persuasif itu tergantung dari saringan yang digunakan audiens, pengetahuan dan perasaan audiens terhadap pesan yang dialikan komunikator melalui media tertentu.
II. GAMBARAN TENTANG SIKAP
Sering anda di tanya, bagaimana sikap anda terhadap kepala Dinas Kesehatan kota (sebagaimana di kutip surat kabar lokal) yang mengatakan bahwa pemerintah tidak akan melakukan penyemprotan abate ke rumah penduduk ? jawaban dan kawan-kawan anda bisa bervariasi, mulai dari “sangat setuju”sampai”sangat tidak setuju”. Anda juga mungkin bisa “sangat setuju” atau”sangat tidak setuju” dengan penyuluhan seks dilakukan oleh yayasan NUANSA MUDA kepada kelompok remaja di desa kuanpoi,dll. Ini berarti anda mempunyai sikap, karena dengan itu anda menyatakan suatu avaluasi sangat senang, ragu-ragu, atau mungkin tidak senang atau sangat tidak senang dengan sikap kepala Dinas Kesehatan Kota atau yayasan NUANSA MUDA itu.
Berkowitz (1972) menemukan kurang lebih ada 30 definisi sikap yang berbeda-beda. Kata dia : “sikap seseorang diarahkan ke suaut objek atau isu yang di dalamnya terungkap perasaan seseorang mulai dari kurang menyenangkan sampai yang tidak menyenangkan terhadap objek atau isu tertentu.
Baron dan Byrne (1984: 126) mendefinisikan sikap sebagai kumpulan perasaan, keyakina, dan kecenderungan perilaku yang di arahkan kepada orang, gagasan, objek atau kelompok tertentu.
Hovland, Janis, dan Kelly (1953) yang meneliti banyak hal dalam fisikologi social mengatakan bahwa yang terutama dalam sikap adalah perubahan sikap. Menurut Hovland, perubahan pendapan menghasilkan perubahan sikap, dan ini sangat tergantung dari ada atau tidak adanya genjaran yang diperoleh dari objek sikap. Ini berarti, penerimaan suatu ide baru sangat tergantung dari insentif yang diberikan oleh komunikator dalam proses komunikasi.
Heider  (1958) yang mengembangkan balance theory of attitude mengatakan, ketika kepercayaan atau keyakinan kita dalam keadan tidak seimbang, kita akan mengalami tekanan mengubah sikap lalu berusaha mengubah tekanan itu. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi keseimbangan kita :
(1).Liking,opproving,admiring;   
(2) Uniti ( e,g.,similarity, membership). Artinya keseimbangan kita akan terganggu kalau kita harus menentukan hal suka – tidak suka, dekat – jauh, melayani – tidak melayani, rasa bersatu – tidak merasa satu. Situasi kesemibangan dapat di ubah manakala sentiman kita terhadap suatu event berada dalam situasi positif maupun negatif. Suatu keadaan tidak seimbang hanya akan terjadi ketika salah satu diantaranya menjadi positif atau negatif.
Dari beberapa definisi tersebut, kita dapat mengatakan bahwa sikap merupakan predisposisi mental indifidual mengefaluasi suatu hal tertentu dalam beberapa derajat yang disukai atau yang tidak di sukai secara umum, setiap indifidu mempunyai sikap yang di fokuskan pada objek, orang atau institusi, bahkan peristiwa. Kategori Demikianlah sikap juga menujukan kategori mental, bahwa orintasi mental terhdap konsep, secara umum, dapat mengacu pada nilai tertentu.
2.2. Komponen sikap
Sikap manusia tersusun oleh tiga komponen utama :
1.     Kognitif
    Aspek kognitif berisi apa yang diketahui mengenai suatu objek, bagaimana pengalaman anda tentang objek tersebut, bagaimana pendapat atau pandangan anda tetang objek tersebut. Aspek kognitif berkaitan dengan kepercayaan kita, teori, harapan, sebab dan akibat dari suatu kepercayaan, dan persepsi relatif terhadap objek tertentu.
2.     Afektif
Berisi apa yang anda rasakan mengenai suatu objek; jadi, komponen afektif berisi emosi. Afektif sebagai koponen afektif menunjukkan perasaan, respek atau perhatian kita terhadap objek tertentu, seperti ketakutan, kasukaan, atau kemarahan.
3.     Konatif
Berisi predisposisi anda untuk bertindak terhadap objek. Jadi berisi kecenderungan untuk bertindak (memutuskan) atau bertindak terhadap objek, atau mengimplementasikan perilaku sebagai tujuan terhadap obyek.
4.     Evaluatif
Evaluatif seringkali dipertimbangkan sebagai inti dari tiga komponen sikap tersebut. Evaluatif dapat dibayangkan dalam suatu rintangan mengambarkan derajat sikap terhadap obyek mulai dari yang paling baik sampai yang paling buruk. Evaluatif merupakan fungsi kongnitif afektif dan perilaku kita terhadap obyek. Pada umumnya, evaluatif dikeluarka dari memori yang sudah tersimpan dalam otak kita ( kongnitif ).
2.3. Pengukuran sikap
Dalam semua studi tentang yang bertujuan untuk mengetahui sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu (orang, kelompok, pendapat, isu, dan lain-lain), ketiga komponen sikap itu selalu di cantumkan dalam daftar pertanyaan atau selalu dipercakapkan dalam wawancara. Memang, sering kali orang bingung dalam praktek pengungkapan sikap, artinya kapan membedakan sesuatu itu merupakan predisposisi kognitif, afektif dan kognatif.
       Thurstone(1928) dan Likert(1932) juga berpandangan seperti itu, namun keduanya mendefinisikan sikap secara operasional sehingga sikap dapat diukur. Likert kemudian memeperkenalkan skala pengukuran yang telah di sebut skala likert.

2.4 Perubahan sikap
Jika kita sepakat bahwa komponen sikap itu adalah kognitif, afektif, dan  kognitif, maka perubahan sikap juga meliputi perubahan terhadap tiga komponen itu dalam menentukan sikap (yang biasa berakhir dengan suatu keputusan), maka tiga komponen itu bisa berkaitan satu sama lain.

Ø Pendekatan Kognitif
Berdasarkan atribut, anda akan memberikan bobot, dari bobot itu, anda akan mendapatkan peringkat, misalnya pendidikan (tinggi, sedang, rendah), pengalaman (luas, sedang, dangkal), keterampilan (sangat, cukup dan kurang tampil). model pendekatan ini mengarahkan anda untuk memutuskan sesuatu berdasarkan retribusi kognitif (ada yang menyebutkan sebagai thingking kognitif style dan decision makin model).
Ø Pendekatan Afektif
Pada tahap ini anda mengabaikan faktor pendidikan, pengalaman dan keterampilan, yang mungkin saja dia berada pada peringkat terbaik. tahap pendekatan ini, ada yang menyebutkan sebagai feeling cognitive style dan sel Condet models.
Ø Pendekatan Evaluatif
Sikap evaluatif merupakan “bungkusan” dari tiga komponen sikap. Evaluasi dari orang lain akan membantu kita membuat keputusan lebih adil dari pada memutuskan sesuatu berdasarkan kesan yang sesaat.
Ø Model Campuran
Model campuran adalah pendekatan antara kognitif-afektif atau afektif-kognitif (catatan: urutan penulisan komponen menunjukan urutan awal mendominasi urutan ke dua). dalam memutuskan sikap akhir terhadap objek sikap. Model campuran memang mengandung konflik pilihan antara dua aspek tersebut.



III. BEBERAPA CONTOH PERUBAHAN SIKAP
Teori yang menjelaskan hubungan antara persuasi dengan perubahan sikap, yaitu:
a. Teori Hirarki Belajar
b. Laboration Likelihoot Model
c. Reinforcement Theory
d. Information Manipulation Theory
e. Communitation Compotency
f. Health Believ Model
Teori komunikasi massa yang berkaitan dengan perubahan sikap audiensi, yakni:
a. Teori Peluru (Bullet Theory)
b. Social Learning Theory
c. Social Expectations Theory
d. Theory of Selective Influence
Ø  The individual Defferences Theory
Ø The Social Defference Theory
Ø The Social Relationship Theory
Ø Media Depedency Theory
Ø Agenda Setting
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
       Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa promosi kesehatan, sebagai sebuah alat, dapat di gunakan untuk membuat perubahan, perilaku maupun kebijakan. antuk itu semua di perlukan motivasi yang tinggi, niat kuat, ketelatenan, dan kesabaran, karena akan banyak hambatan yang akan di hadapi, mengingat selama ini promosi kesehatan ini belum mendapatkan umpan balik yang maksimal dari masyarakat. sehingga perlu usaha lebih ekstra dan maksimal untuk mewujudkan perubahan perilaku yang di harapkan melalui adanya promosi kesehatan.

4.2 Saran
       Sebaiknya terus di lakukan peningkatan promosi kesehatan, memperluas jaringan promosi terutama daerah-daerah terpencil dan rakyat miskin, dan peningkatan sarana dan prasarana oleh pemerintah dan instansi terkait demi mewujdkan Indonesia bersih dan sehat 2010 hingga tahun-tahun ke depan.



DAFTAR PUSTAKA

Combs, James E & Dan Nimo, Propaganada baru (kediktatoran Perundingan dalam politik masa kini), Remadja Rosdakarya, Bandung, 1993.
DeVito, Joseph A, Komunikasi AntarManusia, Kuliah Dasar, Edisi Kelima edisi bahasa Indonesia, Profesional Books, Jakarata, 1997.
Lileweri, Aloh, Dasar-dasara Komunikasi Periklanan, Citra Aditia Bakti, Bandung, 1992.
Perspektif Theoritis Komunikasi Antarpribadi, Citra Aditia Bakti, Bandung, 1994.
Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, Citra Aditia Bakti, Bandung, 1991.
Mardikanto, Toto, Penyuluhan Pembagunan Pertanian, UNS Press, Surakarta, 1992.
Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remadja Rosdakarya, Bandung, 2001.
Muzahan, Fauzi, Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan, UI press, Jakarta, 1995.
Oupen, Manfert, Media Rakyat, Komunikasi Pengembangan Masyarakat, P3M, Jakarta, 1988.
Rogers, Everett, Komunikasi dan Pembagunan (PerspefektifKritis), LP3ES, Jakarta, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar