Selasa, 22 November 2016

Makalah Penyakit Malaria



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
       Penyakit Malaria merupakan penyakit tropis yang di sebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium yang termasuk golongan Protozoa melalui perantaraan gigitan nyamuk Anopheles spp. Penyebaran penyakit malaria berhubungan dengan perubahan iklim baik musim kemarau atau musim penghujan. Perubahan musim berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan vektor penyakit malaria. Kondisi iklim yang menyangkut temperatur,kelembaban,curah hujan,cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya, lama hidup dan perkembangan parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat memengaruhi kepadatan populasi vektor (Depkes,2001).
       Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena setiap tahun 500 juta manusia terinfeksi malaria dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal. Kasus terbanyak berada di Afrika namun juga melanda Asia,Amerika Latin,Timur Tengah dan beberapa negara di Eropa. Di duga sekitar 36% penduduk dunia terkena resik malaria (Depkes,2008). Menurut Marsaulina (2002), WHO mengembangkan suatu program satu satu respons terpadu untuk mengatasi masalah edemis malaria di negara-negara berkembang. Respon tersebut berupa Roll Back Malaria (RBM) yang di artikan sebagai ”Gerbak Malaria” yang merupakan gerakan bersama, terpadu antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga donor dan masyarakat. Gerakan malaria bertujuan untuk mengurangi beban malaria sebanyak 50% yang di mulai sejak April 2007.
       Di Indonesia pada tahun 2007 telah terjadi 1.700.000 kasus klinis malaria dengan 700 kematian. Dari 576 Kabupaten yang ada 424 Kabupaten di antaranya merupakan daerah edemis malaria dan di perkirakan 45% penduduk Indonesia beresiko tertular. Pengukuran angka kesakitan menggunakan Annual Parasite Incidence (API) dan Annual Malariae Incidence (AMI).
       Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium yang terdiri dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-14 hari, Plasmodium Falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, Plasmodium Malariae dengan masa inkubasi 7-30 hari, Plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari. Penularan malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi parasit malaria. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia,ikterus,panas dingin dan keringat dingin.
       Malaria di Indonesia masih merupak salah satu enyakit yang sampai saat ini masih menjadi ancaman, bahkan sering menimbulkan kematian apabila tidak di obati dengan benar. Malaria menduduki urutan ke-8 dari 10 besar penyakit penyebab utama di Indonesia, dengan angka kematian di perkotaan 0,7% dan di pedesaan 1,7% (PAPDI,2003).
       Guna mengurangi kasus malaria, pemerintah membuat rencana pengendalian tahun 2008, yang meliputi kegiatan sosialisasi dan peningkatan kualitas pengobatan obat anti malaria dengan ACT (Artemisinis Combination Therapy) di seluruh Indonesia peningkatan pemeriksaan laboratorium/mikroskop dan penemuan pengobatan dan pencegahan penularan malaria. Selain itu, di lakukan peningkatan perlindukan penduduk beresiko dan pencegahan penularan malaria khususnya melalui kegiatan pembagian kelambu berinsektisida (Long Lasting  Insectisida Net) gratis ke daerah edemis malaria tinggi yang masih di bantu oleh Global Fund (Hutajulu,2009).
       Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Protozoa Parasit yang merupakan golongan Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Umumnya tempat-tempat yang rawan malaria terdapat pada negara-negara berkembang di mana tidak memiliki tempat penampungan atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air menggenang dan dapat di jadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.
1.2 Rumusan Masalah
       1. Apa yang di maksud dengan Malaria?
       2. Jelaskan tentang bagaimana patogenesis dan patologi dari malaria!
       3. Apa saja gejala dan tanda yang terjadi pada seseorang yang terinfeksi malaria
       4. Pengobatan untuk penderita malaria
       5. Pencegahan dan vaksin malaria
1.3 Tujuan
       1. Menjelaskan apa yang di maksud dengan malaria
       2. Menjelaskan bagaimana daur hidup spesies malaria
       3. Menjelaskan tentang gejala dan tanda penyakit malaria
       4. Menjelaskan tentang cara pengobatan dan obat yang dapat di pakai penderita malaria
       5. menjelaskan cara mencegah penyakit malaria
BAB II
PERMASALAHAN
       Malaria parasit termasuk dalam Genus Plasmodium (Filum Apicomplexa). Di antara Plasmodium yang terinfeksi, P.Falciparum adalah spesies yang paling umum di identifikasi (~ 75%) di ikuti oleh P.Vivax (~ 20%). Meskipun P.Falciparum tradisional menyumbang sebagian besar kematian, bukti terbaru menunjukan bahwa penyakit malaria vivax di kaitkan dengan komidi yang berpotensi mengancam nyawa dengan sesering dengan diagnosis P.Falciparum infeksi. P.Vivax secara proporsional lebih umum di luar Afrika.
       Penyakit malaria paling benak terjadi di daerah tropis dan subtropis daerah yang hadir dalam pita lebar sekitar khatulistiwa di mana parasit Plasmodium dapat berkembang biak begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles Daerah selatan sahara (sup sahara) di Afrika, Asia, Amerika Latin dan di Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi. Perubahan iklim kemungkinan akan mempengaruhi transmisi malaria, namun tingkat keparahan dan geografis distribusi efek seperti saat ini pasti.
       Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar satu juta orang yang meninggal karena penyakit malaria setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika terutama pada anak-anak.
       Malaria umumnya terkait dengan kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar terhadap pembangunan ekonomi karena kehilangan kemampuan untuk bekerja. Malaria biasanya di diagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis darah menggunakan Film Darah, atau dengan Antigen berbasis Tes Diagnosis Cepat. Metode yang menggunakan Polymerase Chain Reaction untuk mendeteksi parasit DNA telah di kembangkan, tetapi tidak banyak di gunakan di daerah-daerah di mana malaria adalah umum karena biaya dan kompleksitas mereka.
                                       
Film darah adalah standar emas untuk diagnosis malaria.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Penyakit Malaria
       Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, di sebabkan oleh protozoa genus Plasmodium.
       Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan di temukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang di kenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria adalah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.
       Malaria adalah penyakit yang di tularkan nyamuk menular dari manusia dan hewan lain yang di sbabkan oleh parasit Protozoa (kelompok bersel tunggal mikroorganisme) yang termasuk dalam genus Plasmodium. Penyakit malaria dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kuning pada kulit, kejang, koma, atau kematian. Penyakit ini di tularkan oleh gigitan nyamuk dan gejala biasanya mulai 10-15 hari setelah di gigit. Pada mereka yang belum tepat di obati penyakit bisa kambuh sebulan kemudian. Pada mereka yang baru-baru ini selamat infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan. Parasit ini resistensi menghilang selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun jika tidak ada paparan berkelanjutan untuk malaria.
Malaria.jpg
Sebuah Plasmodium dari air liur nyamuk
Betina bergerak di sel nyamuk
       Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah yang akhirnya menyebabkan penderita mengalami gejala-gejala malaria seperti gejala pada penderita Influensa, bila tidak di obati maka akan semakin parah dan dapat terjadi komplikasi yang terujung pada kematian.
       Penyakit ini di tularkan paling sering terinfeksi oleh perempuan Anopheles nyamuk. Gigitan nyamuk memperkenalkan parasit air liur nyamuk menjadi seseorang darah. Parasit kemudian berjalan ke hati di mana mereka dewasa dan bereproduksi. Lima spesies Plasmodium dapat menginfeksi dan menyebar oleh manusia. Sebagian besar kematian dapat di sebabkan oleh P.Falciparum,karena P.Vivax, P.Ovale, dan P.Malariae umunya menyebabkan bentuk ringan dari malaria. Spesies P.Knowlesi jarang menyebabkan penyakit pada manusia.
      
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8c/P_vivax_trophozoite4.jpg
Sel darah merah yang terinfeksi oleh P.vivax



3.2 Patogenesis Dan Patologi Malaria

Patogenesis
       Setelah melalui jaringan hati P.Falciparum melepaskan 18-24 merozoit ke dalam sirkulasi. Merozoit yang di lepaskan akan masuk dalam sel RES di limpa dan mengalami fagositosis di limpa akan menginvasi eritrosit. Selanjutnya parasit berkembang biak secara aksesual dalam eritrosit. Bentuk aseksual dalam eritrosit (EP) inilah yang bertanggung jawab dam patogenesis terjadinya malaria pada manusia. Patogenesa malaria yang banyak di teliti adalah patogenesis malaria yang di sebabkan oleh P.Falciparum.
       Patogenesis malaria falsiparum di pengaruhi oleh faktor parasit dan faktor penjamu (Host). Yang termasuk dalam faktor parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit, dan virulensi parasit. Sedangkan yang masuk dalam faktor penjamu adalah tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetika, usia, status nutrisi dan status imunologi. Parasit dalam eritrosit (EP) secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada 24 jam I dan stadium atur pada 24 jam ke II. Permukaan EP stadium cincin akan menampilkan antigen RESA (Ring-Erythrocyte Surgace Antigen) yang menghilang setelah parasit masuk stadium atur. Permukaan membran EP stadium atur akan mengalami penonjolan dan membentuk knot dengan Histidin Rich-protein-1 (HRP 1) sebagai komponen utamanya. Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogoni, akan di lepaskan toksin malaria berupa GPI yaitu Glikosilfasfatidilinositol yang merangsang pelepasan TNF-x dan interleukin-1 (IL-1) dari makrofag.
       Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes veterba termasuk manusia.

a. Fase Aseksual
       Fase Aseksual terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merosot. Proses ini di sebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merosot keluar dan masuk aliran darah, di sebut sporulasi. Pada P.Vivax dan P.Ovale, sebagian sporozoit membentuk hipnosoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
       Fase Eritrosit di mulai dalam merosot dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merosot infeksi sampai di temukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsik di mulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
b. Fase Seksual
       Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang di sebut zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan sporozoit di lepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.
Patogenesis malaria ada 2 cara, yaitu :
1. Alami, melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia.
2. Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia melalui
    Transfusi, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi
    (kongenital).

       
       
                  Siklus hidup parasit malaria

Patologi
       Studi patologi malaria hanya dapat di lakukan pada malaria falsiparum karena kematian biasanya di sebabkan oleh P.Falciparum. selain perubahan jaringan dalam patologi malaria yang penting ialah keadaan mikro-vaskular di mana parasit malaria berada. Beberapa organ yang terlibat antara otak, jantung-paru, hati-limpa, ginjal, usus, dan sumsum tulang. Pada otopsi di jumpai otak yang membengkak dengan perdarahan petekie yang multipel pada jaringan putih (White matter). Perdarahan jarang pada substansi abu-abu. Tidak di jumpai herniasi. Hampir seluruh pembulu kapiler dan vena penuh dengan parasit. Pada jantung dan paru selain sekuestrasi, jantung relatif normal bila anemia tampak pucat dan di latasi. Pada paru di jumpai gambaran edema paru, pembentukan membran Halim, adanya aggregasi leukosit. Pada ginjal tampak bengkak, tubulus mengalami iskemia, sekuestrasi pada kapiler glomelurus, ploriferasi sel mesangial dan endotel. Pada pemeriksaan imunofluorensen di jumpai reposisi imunoglobulin pada membran asal kapiler glomelurus. Pada saluran cerna bagian atas dapat terjadi perdarahan karena erosi, selain sekuestrasi juga di jumpai iskemia yang menyebabkan nyeri perut. Pada sumsum tulang di jumpai dyserythropoises, makrofag mengandung banyak pigmen, dan erythrophagocytosis.


3.3 Gejala Dan Tanda Penyakit Malaria
           Gejala utama malaria
       Tanda-tanda dan gejala malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi. Manifestasi awal dari penyakit umum untuk semua spesies malaria adalah mirip dengan flu seperti gejala dan dapat menyerupai kondisi lain seperti septikemia, gastroenteritis, dan penyakit virus. Presentasi mungkin termasuk sakit kepala, demam, menggigil, nyeri sendi, muntah, anemia neolitik, penyakit kuning, hemoglobin dalam urin, kerusakan retina, dan kejang-kejang.
       Gejala klasik malaria adalah serangan tiba-tiba, terjadi karena siklus dingin tiba-tiba di ikuti dengan dan kemudian demam dan berkeringat terjadi setiap 2 hari (demam malaria) di P.vivax dan P.infeksi oval, dan setiap 3 hari (demam quartan) untuk P.malariae, P.infeksi faciparum dapat menyebabkan demam berulang setiap 36-48 jam atau demam kurang jelas dan hampir terus menerus.
       Malaria berat biasanya di sebabkan oleh P.falciparum (sering di sebut malaria falciparum sebagai). Gejala malaria falciparum muncul 9-30 hari setelah terinfeksi. Individu dengan malaria serebral sering menunjukan neurologis gejala, termasuk sikap yang abnormal, nistagmus, konjugat menatap plasy (kegagalan mata untuk mengubah bersama dalam arah yang sama), opisthotonus, kejang atau koma.
       Manifestasi klinik malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi malaria. Berat atau ringannya infeksi di pengaruhi oleh jenis plasmodium (P.Falciparum sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi, kempprofilaktis dan pengobatan sebelumnya.
















          Asimptomatik               Demam (spesifik)        Malaria berat               Kematian
 
Faktor parasit :
- Rasistensi obat
- Kecepatan multiplikasi
- Cara invasi
- Sitoadherens
- Roseting
- Polimorfisme antogenetik
- variasi anti-genic (PfEMP1)
- Toksin malaria

 
  
Faktor sosial dan geografi :
- Akses mendapat pengobatan
- Faktor-faktor budaya dan ekonomi
- Stabilitas politik
- Intensitas transmisi nyamuk
 
Faktor pejam (Host) :
- Imunitas
- Sitokin proinflamasi
- Genetik
- Umur kehamilan

 
    



    


 














               Gambaran klinis di tentukan oleh faktor parasit, pejam dan sosial-geografi
       Gejala dan tanda yang dapat di temukan adalah :
1. Demam
       Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi). Pada malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periode. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit-1 jam), puncak demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun.


2. Splenomegali
       Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
3. Anemia
       Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena P.falciparum. Anemia di sebabkan oleh :
       a. Penghancuran eritrosit yang berlebihan
       b. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival Time)
       c. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang
           (diseritropoesis).
4. Ikterus
       Ikterus di sebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat di temukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
       Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat :
       1. Relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama
           Hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
       2. Relaps jangka panjang (rekurens), dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah
           Serangan pertama hilang karena parasit dalam eksoeritrosit hati masuk ke darah dan
           Berkembang biak.

3.4 Pengobatan Penyakit Malaria
       Secara global WHO telah menetapkan di pakainya pengobatan malaria dengan memakai obat ACT (Artemisinis DBase Combination Therapy). Golongan artemisinis (ART) telah di pilih sebagai obat utama karena efektif dalam mengatasi plasmodium yang resisten dengan pengobatan. Selain itu artemisinis juga bekerja membunuh plasmodium dalam semua stadium termasuk gametosit. Juga efektif terhadap semua spesies, P.falciparum, P.vivax, maupun lainnya.
       Parasit malaria mengandung Apicoplasts, organel biasanya di temukan pada tanaman, lengkap dengan sendiri genom. Apicoplasts ini di perkirakan beasal melalui endosimbiosis ganggang dan memainkan peran penting dalam berbagai aspek metabolisme parasit, seperti asam lemak biosintesis. Dengan terjadinya plasmodium yang resistan terhadap obat, strategi baru sedang di kembangkan untung memerangi penyakit yang meluas. Salah satu pendekatan tersebut terletak pada pengenalan sintetik piridoksal-amino asam adisi, yang di ambil oleh parasit dan akhirnya menganggu kemampuannya untuk membuat beberapa vitamin B. Obat antimalaria menggunakan Logam Sintetis Kompleks yang menarik minat penelitian.
       Malaria di obati dengan obat  antimalaria, yang di gunakan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan terhadap penyakit. Sementara obat terhadap demam yang umum di gunakan, efeknya pada hasil yang tidak jelas.
       Malaria tanpa komplikasi dapat di obati dengan obat oral. Perawatan yang paling efektif untuk P.infeksi falciparum adalah penggunaan artemisinin dalam kombinasi dengan antimalaria lain (di kenal sebagai terapi artemisinin-kombinasi, ACT), yang menurunkan resistensi terhadap komponen obat tunggal. Antimalaria tambahan meliputi : Amodiakuin, lumefantrine, mefloquine, atau sulfadoksin/pirimetamin. Untuk mengobati malaria selama kehamilan, WHO merekomendasikan penggunaan kina di tambah klindamisin awal dalam kehamilan (trimester 1), dan ACT dalam tahap akhir (ke-2 dan ke-3 trimester).
       Rekomendasi pengobatan untuk malaria berat adalah intravena penggunaan obat antimalaria. Untuk malaria berat, artesunate lebih unggul kina pada anak-anak dan orang dewasa. Pengobatan malaria berat melibatkan langkah-langkah dukungan yang paling baik dilakukan dalam unit perawatan kritis . Ini termasuk pengelolaan demam tinggi dan kejang yang mungkin timbul dari itu, juga mencakup pemantauan upaya miskin bernapas , gula darah rendah, dan kalium darah rendah.
       Obat antimalaria terdiri dari 5 jenis, antara lain :
       1. Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil,
           Primetamin.
       2. Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin.
       3. Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina, klorokuin, dan
           Amodiakuin.
       4. Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah gametosid yang
           Ampuh bagi ke-4 spesies. Gametosid untuk P.vivax, P.malariae, P.ovale adalah kina
           Klorokuin dan amodiakuin.
       5. Sporontosid, mencegah gametosid dalam darah untuk membentuk ookista dan
           Sporozoit dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan proguanil.

3.5 Pencegahan Dan Vaksin Malaria
       Sebuah Anopheles stephensi nyamuk tak lama setelah mendapat darah dari manusia (terkesan darah di keluarkan sebagai surplus). Nyamuk ini adalah vektor malaria, dan pengendalian nyamuk adalah cara yang efektif untuk mengurangi insiden.
       Metode yang di gunakan untuk mencegah malaria seperti obat-obatan, penghapusan nyamuk dan pencegahan gigitan. Kehadiran malaria di suatu daerah membutuhkan kombinasi dari kepadatan tinggi populasi manusia, anopheles tinggi kepadatan dan populasi nyamuk dan tingginya tingkat penularan dari manusia ke nyamuk dan dari manusia ke nyamuk. Jika salah satu diturunkan cukup, parasit pada akhirnya akan menghilang dari daerah itu, seperti yang terjadi di Amerika Utara, Eropa dan bagian dari Timur Tengah. Namun, kecuali parasit tersebut tereliminasi dari seluruh dunia, itu bisa menjadi didirikan kembali jika kondisi kembali ke kombinasi yang menguntungkan reproduksi parasit. Selain itu, biaya per orang untuk menghilangkan nyamuk anopheles meningkat dengan penurunan kepadatan penduduk, sehingga secara ekonomi tidak layak di beberapa daerah.
       Pencegahan malaria mungkin lebih hemat biaya dari pada pengobatan penyakit dalam jangka panjang, tetapi biaya awal yang diperlukan berada di luar jangkauan banyak orang termiskin di dunia. Ada perbedaan luas dalam biaya kontrol (yaitu pemeliharaan endemisitas rendah) dan program eliminasi antar negara. Misalnya, di Cina-yang pemerintah pada tahun 2010 mengumumkan strategi untuk mengejar malaria eliminasi di provinsi China investasi yang di butuhkan adalah sebagian kecil dari pengeluaran publik untuk kesehatan. Sebaliknya, program serupa di Tanzania akan biaya sekitar seperlima dari anggaran kesehatan masyarakat.
       Pengendalian vektor mengacu pada metode yang digunakan untuk mengurangi malaria dengan mengurangi tingkat penularan oleh nyamuk. Untuk perlindungan individu, yang paling efektif penolak serangga didasarkan pada DEET atau picaridin. insektisida kelambu (ITN) dan penyemprotan residual dalam ruangan (IRS) telah terbukti sangat efektif dalam mencegah malaria pada anak-anak di daerah-daerah di mana malaria adalah umum. pengobatan Prompt kasus yang dikonfirmasi dengan terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT) juga dapat mengurangi penularan, di mana penyemprotan indoor DDT telah diterapkan. Nyamuk tetap di dinding sampai mereka jatuh mati di lantai.
          Kelambu digunakan.
       Kelambu membantu menjaga nyamuk menjauh dari orang-orang dan mengurangi tingkat infeksi dan penularan malaria. Nets bukan penghalang yang sempurna dan sering diperlakukan dengan insektisida yang dirancang untuk membunuh nyamuk sebelum memiliki waktu untuk menemukan cara melewati net. Kelambu berinsektisida di perkirakan dua kali lebih efektif sebagai jaring diobati dan menawarkan lebih dari 70% di bandingkan dengan perlindungan tidak bersih. Sebagian besar jaring diresapi dengan piretroid , kelas insektisida dengan rendah toksisitas. Mereka adalah paling efektif bila digunakan dari senja hingga fajar. Hal ini dianjurkan untuk menggantung "kelambu" besar di atas pusat tempat tidur dan baik menyelipkan tepi bawah kasur atau pastikan itu cukup besar sehingga menyentuh tanah. Penyemprotan indoor penyemprotan insektisida pada dinding di dalam rumah. Setelah makan, banyak nyamuk beristirahat pada permukaan terdekat sambil mencerna bloodmeal, jadi jika dinding rumah telah dilapisi dengan insektisida, nyamuk beristirahat dapat dibunuh sebelum mereka bisa menggigit orang lain dan mentransfer parasit malaria. Pada 2006, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan 12 insektisida dalam operasi IRS, termasuk DDT dan piretroid siflutrin dan deltametrin, menggunakan kesehatan masyarakat dalam jumlah kecil DDT diperbolehkan di bawah Konvensi Stockholm, yang melarang penggunaan pertanian. Satu masalah dengan segala bentuk IRS adalah resistensi insektisida. Nyamuk yang terkena IRS cenderung beristirahat dan hidup di dalam ruangan, dan karena iritasi yang disebabkan oleh penyemprotan, keturunan mereka cenderung untuk beristirahat dan hidup di luar ruangan, yang berarti bahwa mereka kurang dipengaruhi oleh IRS. Ada beberapa metode lain untuk mengurangi gigitan nyamuk dan memperlambat penyebaran malaria. Upaya untuk mengurangi jentik-jentik nyamuk dengan mengurangi ketersediaan air terbuka di mana mereka mengembangkan atau dengan menambahkan zat untuk mengurangi perkembangan mereka efektif di beberapa lokasi. Perangkat penolak elektronik nyamuk yang membuat suara frekuensi sangat tinggi yang seharusnya menjaga nyamuk betina pergi, tidak memiliki bukti yang mendukung.
       Risiko penyakit dapat dikurangi dengan mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu dan penolak serangga,  atau dengan tindakan nyamuk-kontrol seperti penyemprotan insektisida dan menguras genangan air. Beberapa obat yang tersedia untuk mencegah malaria di pelancong ke daerah Penyakit umum. Dosis sesekali obat sulfadoksin / pirimetamin direkomendasikan pada bayi dan setelah trimester pertama dari kehamilan di daerah dengan tingkat malaria. Pengobatan yang dianjurkan untuk malaria adalah kombinasi dari obat antimalaria yang mencakup artemisinin. Obat kedua dapat berupa mefloquine, lumefantrine, atau sulfadoksin/pirimetamin. Kina bersama dengan doxycycline dapat digunakan jika artemisinin tidak tersedia. Hal ini direkomendasikan bahwa di daerah di mana penyakit ini umum, malaria dikonfirmasi jika mungkin sebelum pengobatan dimulai karena kekhawatiran meningkatnya resistensi obat. Perlawanan telah dikembangkan untuk beberapa obat antimalaria misalnya, chloroquine tahan P. falciparum telah menyebar ke sebagian besar wilayah malaria, dan ketahanan terhadap artemisinin telah menjadi masalah di beberapa bagian Asia Tenggara.
       Ada beberapa obat yang dapat membantu mencegah malaria saat bepergian di daerah di mana itu ada. Sebagian besar obat ini juga kadang-kadang digunakan dalam pengobatan. Klorokuin dapat digunakan di mana parasit masih sensitif, karena kebanyakan Plasmodium tahan terhadap satu atau lebih obat, salah satu dari tiga medications- mefloquine (Lariam), doxycycline (tersedia untuk umum ), atau kombinasi atovaquone dan proguanil hidroklorida (Malarone) sering dibutuhkan. Doxycycline dan kombinasi atovakuon dan proguanil yang terbaik ditoleransi, mefloquine dikaitkan dengan kematian, bunuh diri, dan neurologis dan gejala kejiwaan.
       Penggunaan obat pencegahan di mana nyamuk pembawa malaria yang hadir dapat mendorong perkembangan resistensi parsial.Pengecualian untuk ini adalah selama kehamilan saat mengambil obat untuk mencegah malaria telah ditemukan untuk meningkatkan berat badan bayi saat lahir dan mengurangi risiko anemia pada ibu.
       Pengobatan pencegahan (profilaksis) bertujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan dapat di peroleh dengan pemberian terapi pada infeksi malaria P.falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase eksoeritrosit.
       Pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk.
       Tindakan pencegahan infeksi malaria sangat penting untuk individu yang nun-imun, khususnya pada turis nasional maupun internasional. Kemo-profilaktis yang di ajurkan ternyata tidak memberikan perlindungan secara penuh. Oleh karenanya, sangat di anjurkan untuk memperhatikan tindakan pencegahan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara :
       1. Tidur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu impregnated (di celup peptisida
            Pemethrin atau deltamethrin).
       2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk mosquitoes repellents (gosok, spray, asap,
            Elektrik).
       3. Mencegah berada di alam bebas di mana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai
           Proteksi (baju lengan panjang, kaus/stocking). Nyamuk akan menggigit di antara jam
           18.00 sampai jam 06.00. Nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000m.
       4. Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk.
       Bila akan di gunakan kemoprofilaktis perlu di ketahui sensitivitas plasmodium di tempat tujuan. Bila daerah dengan klorokuin sensitif (seperti Minahasa) cukup profilaktis dengan 2 tablet klorokuin (250 mg klorokuin diphosphat) tiap minggi 1 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah tiba kembali. Profilaktis juga di pakai pada wanita hamil di daerah endemik atau pada individu yang terbukti imunitasnya rendah (sering terinfeksi malaria). Pada daerah dengan resisten klorokuin diajukan dosisiklin 100mg/hari atau mefloquin 250mg/minggu atau klorokuin 2 tablet/minggu di tambah proguanil 200mg/hari. Obat baru yang di pakai untuk pencegahan yaitu primakuin dosis 0,5mg/kg BB/hari, etaquin, atovaquone/proguanil (malarone) dan azitromycin.
       Imunitas (toleransi) ke P. malaria falciparum tidak terjadi secara alami, tetapi hanya dalam menanggapi tahun infeksi berulang. Seorang individu dapat dilindungi dari P. Infeksi falciparum jika mereka menerima sekitar seribu gigitan dari nyamuk yang membawa versi parasit diberikan non-infektif dengan dosis sinar-X iradiasi. Sebuah efektif vaksin belum tersedia untuk malaria, walaupun beberapa sedang dalam pengembangan, yang sangat polimorfik sifat banyak P. falciparum protein menghasilkan tantangan yang signifikan untuk desain vaksin. Kandidat vaksin yang menargetkan antigen pada gamet, zigot, atau ookinetes di midgut nyamuk bertujuan untuk memblokir transmisi malaria. Vaksin transmisi-blocking tersebut menginduksi antibodi dalam darah manusia, ketika nyamuk mengambil makan darah dari individu yang dilindungi, antibodi mencegah parasit dari menyelesaikan pembangunan di nyamuk. Kandidat vaksin lain, menargetkan darah tahap siklus hidup parasit, tidak memadai sendiri. Sebagai contoh, SPf66 diuji secara ekstensif di daerah di mana penyakit ini biasa terjadi pada tahun 1990-an, namun uji coba menunjukkan untuk menjadi kurang efektif. Beberapa vaksin potensial menargetkan tahap praeritrosit dari siklus hidup parasit sedang dikembangkan, dengan RTS, S sebagai kandidat utama, diharapkan untuk dilisensikan pada tahun 2015. Sebuah perusahaan AS biotek, Sanaria sedang mengembangkan praeritrosit vaksin dilemahkan disebut PfSPZ yang menggunakan seluruh sporozoit untuk menginduksi kekebalan respon. Pada tahun 2006, Komite Penasehat Vaksin Malaria WHO menggariskan "Vaksin Malaria Technology Roadmap" yang memiliki sebagai salah satu tujuan penting untuk "mengembangkan dan lisensi malaria vaksin generasi pertama yang memiliki khasiat pelindung lebih dari 50% terhadap penyakit parah dan kematian dan berlangsung lebih dari satu tahun.
       Oleh karena yang berbahaya adalah P.falciparum sekarang baru di tunjukan pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P.falciparum.













BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
       Malaria adalah penyakit yang di tularkan nyamuk menular dari manusia dan hewan lain yang di sbabkan oleh parasit Protozoa (kelompok bersel tunggal mikroorganisme) yang termasuk dalam genus Plasmodium. Penyakit malaria dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kuning pada kulit, kejang, koma, atau kematian. Penyakit ini di tularkan oleh gigitan nyamuk dan gejala biasanya mulai 10-15 hari setelah di gigit.
       Patogenesis malaria falsiparum di pengaruhi oleh faktor parasit dan faktor penjamu (Host). Yang termasuk dalam faktor parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit, dan virulensi parasit. Sedangkan yang masuk dalam faktor penjamu adalah tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetika, usia, status nutrisi dan status imunologi. Studi patologi malaria hanya dapat di lakukan pada malaria falsiparum karena kematian biasanya di sebabkan oleh P.Falciparum. selain perubahan jaringan dalam patologi malaria yang penting ialah keadaan mikro-vaskular di mana parasit malaria berada.
       Tanda-tanda dan gejala malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi. Manifestasi awal dari penyakit umum untuk semua spesies malaria adalah mirip dengan flu seperti gejala dan dapat menyerupai kondisi lain seperti septikemia, gastroenteritis, dan penyakit virus. Presentasi mungkin termasuk sakit kepala, demam, menggigil, nyeri sendi, muntah, anemia neolitik, penyakit kuning, hemoglobin dalam urin, kerusakan retina, dan kejang-kejang.
       Malaria di obati dengan obat  antimalaria, yang di gunakan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan terhadap penyakit. Sementara obat terhadap demam yang umum di gunakan, efeknya pada hasil yang tidak jelas.
       tindakan pencegahan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara :
       1. Tidur dengan kelambu sebaiknya dengan kelambu impregnated (di celup peptisida
            Pemethrin atau deltamethrin).
       2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk mosquitoes repellents (gosok, spray, asap,
            Elektrik).
       3. Mencegah berada di alam bebas di mana nyamuk dapat menggigit atau harus memakai
           Proteksi (baju lengan panjang, kaus/stocking). Nyamuk akan menggigit di antara jam
           18.00 sampai jam 06.00. Nyamuk jarang pada ketinggian di atas 2000m.
       4. Memproteksi tempat tinggal atau kamar tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk. Vaksinasi terhadap malaria masih tetap dalam pengembangan. Hal yang menyulitkan ialah banyaknya antigen yang terdapat pada plasmodium selain pada masing-masing bentuk stadium pada daur. Oleh karena yang berbahaya adalah P.falciparum sekarang baru di tunjukan pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P.falciparum.

4.2 Saran
       Pokok pembahasan dalam Agen Penyakit ini adalah tentang Penyakit Malaria. Pembahasan tentang penyakit malaria di perguruan tinggi sangat penting karena tidak hanya mengetahui hal-hal yang telah di bahas dalam alam sebelumnya, tetapi juga mendorong mahasiswa-mahasiswi menghindari hal-hal yang menimbulkan terjadinya penyakit malaria.
       Di harapkan dengan perkembangan ilmu yang telah berkembang ini, vaksin terhadap malaria ini dapat di kembangkan sehingga dapat membantu penderita malaria untuk bisa sembuh.


















DAFTAR PUSTAKA
Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. Jakarta Pusat: Internal Publishing, 2009.
Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan, editor. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi III. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.
id.wikipedia.org/wiki/Malaria

1 komentar:

  1. Ada beberapa solusi alami yang dapat digunakan dalam pencegahan dan menghilangkan diabetes secara total. Namun, satu-satunya aspek paling penting dari rencana pengendalian diabetes adalah mengadopsi gaya hidup sehat Kedamaian Batin, Nutrisi dan Diet Sehat, dan Latihan Fisik Reguler. Keadaan kedamaian batin dan kepuasan diri sangat penting untuk menikmati kesehatan fisik yang baik dan atas semua kesejahteraan. Kedamaian batin dan kepuasan diri adalah kondisi pikiran yang adil. Orang dengan penyakit diabetes sering menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif. Saya didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2000. Sedang bekerja merasa sangat lelah dan mengantuk. Saya meminjam glukometer dari rekan kerja dan diuji pada 760. Segera pergi ke dokter saya dan dia memberi saya resep seperti: Insulin, Sulfonamides, tetapi saya tidak bisa mendapatkan penyembuhan daripada mengurangi rasa sakit dan menghilangkan rasa sakit lagi. Saya menemukan nama kesaksian wanita Comfort online bagaimana Dr Akhigbe menyembuhkan HIV-nya dan saya juga menghubungi dokter dan setelah saya minum obatnya seperti yang diperintahkan, saya sekarang benar-benar bebas dari diabetes oleh dokter jamu Akhigbe. Jadi pasien diabetes yang membaca kesaksian ini untuk menghubungi emailnya drrealakhigbe@gmail.com atau Nomornya +2348142454860 Ia juga menggunakan ramuan herbalnya untuk penyakit seperti: Gigitan SPIDER, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, DEMAM BERDARAH, MALARIA, INFEKSI EKSTERNAL, UMUM DINGIN, DASAR GABUNGAN, DASAR BAYAM, GERAKAN, STROKE, STROKE TUBERKULOSIS, PENYAKIT PERUT. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI RESPIRATORI RENDAH, DIABETIKA, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, DIARRHEA KABEL, KABEL, KANKER, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, THYROID, ASCEMA, PENYAKIT HARI, KABUPATEN. AUTISM, NAUSEA Muntah ATAU DIARE, PENYAKIT GINJAL, EREKSI LEMAH. MATA TWITCHING MENSTRUATION PAINFUL ATAU IRREGULAR. Akhigbe adalah pria yang baik dan dia menyembuhkan semua tubuh yang datang kepadanya. di sini adalah email drrealakhigbe@gmail.com dan Nomornya +2349010754824

    BalasHapus