BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Malaria
merupakan penyakit tropis yang di sebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium yang termasuk golongan Protozoa melalui perantaraan gigitan
nyamuk Anopheles spp. Penyebaran
penyakit malaria berhubungan dengan perubahan iklim baik musim kemarau atau
musim penghujan. Perubahan musim berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap
kehidupan vektor penyakit malaria. Kondisi iklim yang menyangkut
temperatur,kelembaban,curah hujan,cahaya dan pola tiupan angin mempunyai dampak
langsung pada reproduksi vektor, perkembangannya, lama hidup dan perkembangan
parasit dalam tubuh vektor. Sedangkan dampak tidak langsung karena pergantian
vegetasi dan pola tanam pertanian yang dapat memengaruhi kepadatan populasi vektor
(Depkes,2001).
Penyakit malaria merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat, karena setiap tahun 500 juta manusia terinfeksi malaria
dan lebih dari 1 juta diantaranya meninggal. Kasus terbanyak berada di Afrika
namun juga melanda Asia,Amerika Latin,Timur Tengah dan beberapa negara di
Eropa. Di duga sekitar 36% penduduk dunia terkena resik malaria (Depkes,2008).
Menurut Marsaulina (2002), WHO mengembangkan suatu program satu satu respons
terpadu untuk mengatasi masalah edemis malaria di negara-negara berkembang.
Respon tersebut berupa Roll Back Malaria (RBM)
yang di artikan sebagai ”Gerbak Malaria” yang merupakan gerakan bersama,
terpadu antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga donor dan
masyarakat. Gerakan malaria bertujuan untuk mengurangi beban malaria sebanyak
50% yang di mulai sejak April 2007.
Di Indonesia pada tahun 2007 telah
terjadi 1.700.000 kasus klinis malaria dengan 700 kematian. Dari 576 Kabupaten
yang ada 424 Kabupaten di antaranya merupakan daerah edemis malaria dan di
perkirakan 45% penduduk Indonesia beresiko tertular. Pengukuran angka kesakitan
menggunakan Annual Parasite Incidence (API)
dan Annual Malariae Incidence (AMI).
Malaria adalah penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh Parasit Genus Plasmodium yang terdiri dari 4 spesies yaitu Plasmodium vivax dengan masa inkubasi
8-14 hari, Plasmodium Falciparum dengan
masa inkubasi 7-14 hari, Plasmodium
Malariae dengan masa inkubasi 7-30 hari,
Plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari. Penularan malaria melalui
gigitan nyamuk Anopheles yang telah
terinfeksi parasit malaria. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil,
anemia,ikterus,panas dingin dan keringat dingin.
Malaria di Indonesia masih merupak salah
satu enyakit yang sampai saat ini masih menjadi ancaman, bahkan sering
menimbulkan kematian apabila tidak di obati dengan benar. Malaria menduduki
urutan ke-8 dari 10 besar penyakit penyebab utama di Indonesia, dengan angka
kematian di perkotaan 0,7% dan di pedesaan 1,7% (PAPDI,2003).
Guna mengurangi kasus malaria,
pemerintah membuat rencana pengendalian tahun 2008, yang meliputi kegiatan
sosialisasi dan peningkatan kualitas pengobatan obat anti malaria dengan ACT (Artemisinis Combination Therapy) di
seluruh Indonesia peningkatan pemeriksaan laboratorium/mikroskop dan penemuan
pengobatan dan pencegahan penularan malaria. Selain itu, di lakukan peningkatan
perlindukan penduduk beresiko dan pencegahan penularan malaria khususnya
melalui kegiatan pembagian kelambu berinsektisida (Long Lasting Insectisida Net) gratis ke daerah edemis malaria
tinggi yang masih di bantu oleh Global
Fund (Hutajulu,2009).
Malaria adalah penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh Protozoa Parasit yang merupakan golongan Plasmodium yang hidup
dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Umumnya tempat-tempat yang
rawan malaria terdapat pada negara-negara berkembang di mana tidak memiliki
tempat penampungan atau pembuangan air yang cukup, sehingga menyebabkan air
menggenang dan dapat di jadikan sebagai tempat ideal nyamuk untuk bertelur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Malaria?
2. Jelaskan tentang bagaimana
patogenesis dan patologi dari malaria!
3. Apa saja gejala dan tanda yang
terjadi pada seseorang yang terinfeksi malaria
4. Pengobatan untuk penderita malaria
5. Pencegahan dan vaksin malaria
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan apa yang
di maksud dengan malaria
2. Menjelaskan bagaimana daur hidup
spesies malaria
3. Menjelaskan tentang gejala dan tanda
penyakit malaria
4. Menjelaskan tentang cara pengobatan
dan obat yang dapat di pakai penderita malaria
5. menjelaskan cara mencegah penyakit
malaria
BAB
II
PERMASALAHAN
Malaria parasit termasuk dalam Genus Plasmodium (Filum Apicomplexa). Di
antara Plasmodium yang terinfeksi, P.Falciparum
adalah spesies yang paling umum di identifikasi (~ 75%) di ikuti oleh P.Vivax (~ 20%). Meskipun P.Falciparum tradisional menyumbang
sebagian besar kematian, bukti terbaru menunjukan bahwa penyakit malaria vivax
di kaitkan dengan komidi yang berpotensi mengancam nyawa dengan sesering dengan
diagnosis P.Falciparum infeksi. P.Vivax secara proporsional lebih umum
di luar Afrika.
Penyakit malaria paling benak terjadi di
daerah tropis dan subtropis daerah yang hadir dalam pita lebar sekitar
khatulistiwa di mana parasit Plasmodium dapat
berkembang biak begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles Daerah selatan sahara (sup sahara) di Afrika, Asia,
Amerika Latin dan di Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan
angka kejadian malaria tertinggi. Perubahan iklim kemungkinan akan mempengaruhi
transmisi malaria, namun tingkat keparahan dan geografis distribusi efek
seperti saat ini pasti.
Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria
membunuh satu anak setiap 30 detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan
sekitar satu juta orang yang meninggal karena penyakit malaria setiap tahunnya.
90% kematian terjadi di Afrika terutama pada anak-anak.
Malaria umumnya terkait dengan
kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar terhadap pembangunan ekonomi
karena kehilangan kemampuan untuk bekerja. Malaria biasanya di diagnosis dengan
pemeriksaan mikroskopis darah menggunakan Film
Darah, atau dengan Antigen berbasis Tes Diagnosis Cepat. Metode yang
menggunakan Polymerase Chain Reaction untuk
mendeteksi parasit DNA telah di kembangkan, tetapi tidak banyak di gunakan di
daerah-daerah di mana malaria adalah umum karena biaya dan kompleksitas mereka.
Film darah adalah standar emas
untuk diagnosis malaria.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang dapat
bersifat akut maupun kronik, di sebabkan oleh protozoa genus Plasmodium.
Malaria adalah penyakit infeksi parasit
yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan
di temukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria dapat berlangsung
tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang di kenal sebagai
malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria adalah infeksi
babesiosa yang menyebabkan babesiosis.
Malaria adalah penyakit yang di tularkan
nyamuk menular dari manusia dan hewan lain yang di sbabkan oleh parasit Protozoa (kelompok bersel tunggal
mikroorganisme) yang termasuk dalam genus Plasmodium. Penyakit malaria dalam
kasus yang parah dapat menyebabkan kuning pada kulit, kejang, koma, atau
kematian. Penyakit ini di tularkan oleh gigitan nyamuk dan gejala biasanya
mulai 10-15 hari setelah di gigit. Pada mereka yang belum tepat di obati
penyakit bisa kambuh sebulan kemudian. Pada mereka yang baru-baru ini selamat
infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan. Parasit ini
resistensi menghilang selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun jika tidak
ada paparan berkelanjutan untuk malaria.
Sebuah Plasmodium dari air liur nyamuk
Betina
bergerak di sel nyamuk
Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di
organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah yang akhirnya menyebabkan
penderita mengalami gejala-gejala malaria seperti gejala pada penderita Influensa, bila tidak di obati maka
akan semakin parah dan dapat terjadi komplikasi yang terujung pada kematian.
Penyakit ini di tularkan paling sering
terinfeksi oleh perempuan Anopheles nyamuk.
Gigitan nyamuk memperkenalkan parasit air liur nyamuk menjadi seseorang
darah. Parasit kemudian berjalan ke hati di mana mereka dewasa dan
bereproduksi. Lima spesies Plasmodium dapat
menginfeksi dan menyebar oleh manusia. Sebagian besar kematian dapat di
sebabkan oleh P.Falciparum,karena P.Vivax, P.Ovale, dan P.Malariae umunya menyebabkan bentuk
ringan dari malaria. Spesies P.Knowlesi
jarang menyebabkan penyakit pada manusia.
|
Sel darah
merah yang terinfeksi oleh P.vivax
3.2 Patogenesis Dan
Patologi Malaria
Patogenesis
Setelah melalui jaringan
hati P.Falciparum melepaskan 18-24 merozoit ke dalam sirkulasi.
Merozoit yang di lepaskan akan masuk dalam sel RES di limpa dan mengalami
fagositosis di limpa akan menginvasi eritrosit. Selanjutnya parasit berkembang
biak secara aksesual dalam eritrosit. Bentuk aseksual dalam eritrosit (EP)
inilah yang bertanggung jawab dam patogenesis terjadinya malaria pada manusia.
Patogenesa malaria yang banyak di teliti adalah patogenesis malaria yang di
sebabkan oleh P.Falciparum.
Patogenesis malaria falsiparum di
pengaruhi oleh faktor parasit dan faktor penjamu (Host). Yang termasuk dalam
faktor parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit, dan virulensi
parasit. Sedangkan yang masuk dalam faktor penjamu adalah tingkat endemisitas
daerah tempat tinggal, genetika, usia, status nutrisi dan status imunologi.
Parasit dalam eritrosit (EP) secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu
stadium cincin pada 24 jam I dan stadium atur pada 24 jam ke II. Permukaan EP
stadium cincin akan menampilkan antigen RESA (Ring-Erythrocyte Surgace
Antigen) yang menghilang setelah parasit masuk stadium atur. Permukaan
membran EP stadium atur akan mengalami penonjolan dan membentuk knot dengan Histidin
Rich-protein-1 (HRP 1) sebagai komponen utamanya. Selanjutnya bila EP
tersebut mengalami merogoni, akan di lepaskan toksin malaria berupa GPI yaitu Glikosilfasfatidilinositol
yang merangsang pelepasan TNF-x dan interleukin-1 (IL-1) dari makrofag.
Daur hidup spesies malaria terdiri dari
fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual
(skizogoni) dalam badan hospes veterba termasuk manusia.
a. Fase
Aseksual
Fase Aseksual terbagi atas fase jaringan
dan fase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke
sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan
merosot. Proses ini di sebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini
berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merosot keluar
dan masuk aliran darah, di sebut sporulasi. Pada P.Vivax dan P.Ovale,
sebagian sporozoit membentuk hipnosoit dalam hati sehingga dapat
mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
Fase Eritrosit di mulai dalam merosot dalam
darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi
trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merosot infeksi sampai di
temukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa
tunas/inkubasi intrinsik di mulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes
sampai timbulnya gejala klinis demam.
b. Fase
Seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung
betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit
dan terjadilah pembuahan yang di sebut zigot (ookinet). Ookinet kemudian
menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan
sporozoit di lepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.
Patogenesis
malaria ada 2 cara, yaitu :
1. Alami,
melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia.
2.
Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia
melalui
Transfusi, suntikan, atau pada bayi baru
lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi
(kongenital).
Siklus hidup
parasit malaria
Patologi
Studi patologi malaria
hanya dapat di lakukan pada malaria falsiparum karena kematian biasanya di
sebabkan oleh P.Falciparum. selain perubahan jaringan dalam patologi
malaria yang penting ialah keadaan mikro-vaskular di mana parasit malaria
berada. Beberapa organ yang terlibat antara otak, jantung-paru, hati-limpa,
ginjal, usus, dan sumsum tulang. Pada otopsi di jumpai otak yang membengkak
dengan perdarahan petekie yang multipel pada jaringan putih (White matter). Perdarahan
jarang pada substansi abu-abu. Tidak di jumpai herniasi. Hampir seluruh pembulu
kapiler dan vena penuh dengan parasit. Pada jantung dan paru selain
sekuestrasi, jantung relatif normal bila anemia tampak pucat dan di latasi.
Pada paru di jumpai gambaran edema paru, pembentukan membran Halim, adanya
aggregasi leukosit. Pada ginjal tampak bengkak, tubulus mengalami iskemia,
sekuestrasi pada kapiler glomelurus, ploriferasi sel mesangial dan endotel.
Pada pemeriksaan imunofluorensen di jumpai reposisi imunoglobulin pada membran
asal kapiler glomelurus. Pada saluran cerna bagian atas dapat terjadi
perdarahan karena erosi, selain sekuestrasi juga di jumpai iskemia yang
menyebabkan nyeri perut. Pada sumsum tulang di jumpai dyserythropoises, makrofag
mengandung banyak pigmen, dan erythrophagocytosis.
3.3
Gejala Dan Tanda Penyakit Malaria
Gejala
utama malaria
Tanda-tanda dan gejala
malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi. Manifestasi awal dari penyakit
umum untuk semua spesies malaria adalah mirip dengan flu seperti gejala dan
dapat menyerupai kondisi lain seperti septikemia, gastroenteritis, dan penyakit
virus. Presentasi mungkin termasuk sakit kepala, demam, menggigil, nyeri
sendi, muntah, anemia neolitik, penyakit kuning, hemoglobin dalam urin,
kerusakan retina, dan kejang-kejang.
Gejala klasik malaria
adalah serangan tiba-tiba, terjadi karena siklus dingin tiba-tiba di
ikuti dengan dan kemudian demam dan berkeringat terjadi setiap 2 hari (demam
malaria) di P.vivax dan P.infeksi oval, dan setiap 3 hari (demam
quartan) untuk P.malariae, P.infeksi faciparum dapat menyebabkan demam
berulang setiap 36-48 jam atau demam kurang jelas dan hampir terus menerus.
Malaria berat biasanya di sebabkan
oleh P.falciparum (sering di sebut malaria falciparum sebagai). Gejala
malaria falciparum muncul 9-30 hari setelah terinfeksi. Individu dengan malaria
serebral sering menunjukan neurologis gejala, termasuk sikap yang abnormal,
nistagmus, konjugat menatap plasy (kegagalan mata untuk mengubah bersama
dalam arah yang sama), opisthotonus, kejang atau koma.
Manifestasi klinik malaria
tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi malaria. Berat
atau ringannya infeksi di pengaruhi oleh jenis plasmodium (P.Falciparum sering
memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap
pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan
konstitusi genetik, keadaan kesehatan dan nutrisi, kempprofilaktis dan
pengobatan sebelumnya.
|
|
|
|
Gambaran klinis di tentukan oleh faktor parasit, pejam dan
sosial-geografi
Gejala
dan tanda yang dapat di temukan adalah :
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan
saat pecahnya skizon matang (sporulasi). Pada malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya
setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya
tiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan demam periode.
Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit-1 jam),
puncak demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara
bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada
respons imun.
2.
Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas
malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena
timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
3.
Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies
penyebab, yang paling berat adalah anemia karena P.falciparum. Anemia di sebabkan oleh :
a. Penghancuran eritrosit yang
berlebihan
b. Eritrosit normal tidak dapat hidup
lama (reduced survival Time)
c. Gangguan pembentukan eritrosit karena
depresi eritropoesis dalam sumsum tulang
(diseritropoesis).
4.
Ikterus
Ikterus di sebabkan karena hemolisis dan
gangguan hepar. Malaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam.
Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat di temukan dalam darah tepi,
tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
Relaps adalah timbulnya gejala infeksi
setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat :
1. Relaps jangka pendek (rekrudesensi),
dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama
Hilang karena parasit dalam
eritrosit yang berkembang biak.
2. Relaps jangka panjang (rekurens),
dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah
Serangan pertama hilang karena
parasit dalam eksoeritrosit hati masuk ke darah dan
Berkembang biak.
3.4 Pengobatan Penyakit Malaria
Secara global WHO telah
menetapkan di pakainya pengobatan malaria dengan memakai obat ACT (Artemisinis
DBase Combination Therapy). Golongan artemisinis (ART) telah di pilih sebagai
obat utama karena efektif dalam mengatasi plasmodium yang resisten dengan
pengobatan. Selain itu artemisinis juga bekerja membunuh plasmodium dalam semua
stadium termasuk gametosit. Juga efektif terhadap semua spesies, P.falciparum, P.vivax, maupun lainnya.
Parasit malaria mengandung Apicoplasts, organel biasanya di temukan
pada tanaman, lengkap dengan sendiri genom. Apicoplasts
ini di perkirakan beasal melalui endosimbiosis
ganggang dan memainkan peran penting dalam berbagai aspek metabolisme
parasit, seperti asam lemak biosintesis. Dengan
terjadinya plasmodium yang resistan terhadap obat, strategi baru sedang di
kembangkan untung memerangi penyakit yang meluas. Salah satu pendekatan
tersebut terletak pada pengenalan sintetik piridoksal-amino
asam adisi, yang di ambil oleh parasit dan akhirnya menganggu kemampuannya
untuk membuat beberapa vitamin B. Obat antimalaria menggunakan Logam Sintetis
Kompleks yang menarik minat penelitian.
Malaria di obati dengan obat antimalaria, yang di gunakan tergantung pada
jenis dan tingkat keparahan terhadap penyakit. Sementara obat terhadap demam
yang umum di gunakan, efeknya pada hasil yang tidak jelas.
Malaria tanpa komplikasi dapat di obati
dengan obat oral. Perawatan yang paling efektif untuk P.infeksi falciparum adalah
penggunaan artemisinin dalam kombinasi dengan antimalaria lain (di kenal
sebagai terapi artemisinin-kombinasi, ACT), yang menurunkan resistensi terhadap
komponen obat tunggal. Antimalaria tambahan meliputi : Amodiakuin, lumefantrine, mefloquine, atau sulfadoksin/pirimetamin. Untuk
mengobati malaria selama kehamilan, WHO merekomendasikan penggunaan kina di
tambah klindamisin awal dalam kehamilan
(trimester 1), dan ACT dalam tahap akhir (ke-2 dan ke-3 trimester).
Rekomendasi
pengobatan untuk malaria berat adalah intravena penggunaan obat antimalaria.
Untuk malaria berat, artesunate lebih unggul kina pada anak-anak dan orang
dewasa. Pengobatan malaria berat melibatkan langkah-langkah dukungan yang
paling baik dilakukan dalam unit perawatan kritis . Ini termasuk
pengelolaan demam tinggi dan kejang yang mungkin timbul
dari itu, juga mencakup pemantauan upaya miskin bernapas , gula darah rendah, dan kalium darah rendah.
Obat antimalaria terdiri dari 5 jenis,
antara lain :
1. Skizontisid jaringan primer yang
membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil,
Primetamin.
2. Skizontisid jaringan sekunder yang
membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin.
3. Skizontisid darah yang membasmi
parasit fase eritrosit, yaitu kina, klorokuin, dan
Amodiakuin.
4. Gametosid yang menghancurkan bentuk
seksual. Primakuin adalah gametosid yang
Ampuh bagi ke-4 spesies. Gametosid
untuk P.vivax, P.malariae, P.ovale adalah
kina
Klorokuin dan amodiakuin.
5. Sporontosid, mencegah gametosid dalam
darah untuk membentuk ookista dan
Sporozoit dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan
proguanil.
3.5 Pencegahan Dan Vaksin Malaria
Sebuah Anopheles stephensi nyamuk tak lama setelah mendapat darah dari
manusia (terkesan darah di keluarkan sebagai surplus). Nyamuk ini adalah vektor
malaria, dan pengendalian nyamuk adalah cara yang efektif untuk mengurangi
insiden.
Metode yang di gunakan untuk mencegah
malaria seperti obat-obatan, penghapusan nyamuk dan pencegahan gigitan.
Kehadiran malaria di suatu daerah membutuhkan kombinasi dari kepadatan tinggi
populasi manusia, anopheles tinggi kepadatan dan populasi nyamuk dan tingginya
tingkat penularan dari manusia ke nyamuk dan dari manusia ke nyamuk. Jika salah satu diturunkan cukup, parasit pada akhirnya akan menghilang
dari daerah itu, seperti yang terjadi di Amerika Utara, Eropa dan bagian dari
Timur Tengah. Namun, kecuali parasit tersebut tereliminasi dari seluruh dunia,
itu bisa menjadi didirikan kembali jika kondisi kembali ke kombinasi yang
menguntungkan reproduksi parasit. Selain itu, biaya per orang untuk
menghilangkan nyamuk anopheles meningkat dengan penurunan kepadatan penduduk,
sehingga secara ekonomi tidak layak di beberapa daerah.
Pencegahan
malaria mungkin lebih hemat biaya dari pada pengobatan penyakit dalam jangka panjang, tetapi biaya awal yang
diperlukan berada di luar jangkauan banyak orang termiskin di dunia. Ada
perbedaan luas dalam biaya kontrol (yaitu pemeliharaan endemisitas rendah) dan
program eliminasi antar negara. Misalnya, di Cina-yang pemerintah pada tahun
2010 mengumumkan strategi untuk mengejar malaria eliminasi di provinsi China investasi yang di butuhkan adalah sebagian kecil dari pengeluaran publik untuk kesehatan.
Sebaliknya, program serupa di Tanzania akan biaya sekitar seperlima dari
anggaran kesehatan masyarakat.
Pengendalian vektor mengacu pada metode yang
digunakan untuk mengurangi malaria dengan mengurangi tingkat penularan oleh
nyamuk. Untuk perlindungan individu, yang paling efektif penolak serangga didasarkan pada DEET atau picaridin. insektisida kelambu (ITN) dan penyemprotan residual dalam ruangan (IRS)
telah terbukti sangat efektif dalam mencegah malaria pada anak-anak di
daerah-daerah di mana malaria adalah umum. pengobatan Prompt kasus yang
dikonfirmasi dengan terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT) juga dapat
mengurangi penularan, di mana penyemprotan indoor DDT telah diterapkan. Nyamuk
tetap di dinding sampai mereka jatuh mati di lantai.
Kelambu digunakan.
Kelambu
membantu menjaga nyamuk menjauh dari orang-orang dan mengurangi tingkat infeksi
dan penularan malaria. Nets bukan penghalang yang sempurna dan sering
diperlakukan dengan insektisida yang dirancang untuk membunuh nyamuk sebelum
memiliki waktu untuk menemukan cara melewati net. Kelambu berinsektisida di perkirakan dua kali lebih efektif sebagai jaring diobati dan menawarkan
lebih dari 70% di bandingkan dengan
perlindungan tidak bersih. Sebagian besar jaring diresapi dengan piretroid , kelas insektisida dengan rendah toksisitas. Mereka adalah paling efektif bila digunakan dari
senja hingga fajar. Hal ini
dianjurkan untuk menggantung "kelambu" besar di atas pusat tempat
tidur dan baik menyelipkan tepi bawah kasur atau pastikan itu cukup besar
sehingga menyentuh tanah. Penyemprotan indoor penyemprotan insektisida pada
dinding di dalam rumah. Setelah makan, banyak nyamuk beristirahat pada
permukaan terdekat sambil mencerna bloodmeal, jadi jika dinding rumah telah
dilapisi dengan insektisida, nyamuk beristirahat dapat dibunuh sebelum mereka
bisa menggigit orang lain dan mentransfer parasit malaria. Pada 2006, Organisasi Kesehatan Dunia
merekomendasikan 12 insektisida dalam operasi IRS, termasuk DDT dan piretroid siflutrin dan deltametrin, menggunakan kesehatan masyarakat
dalam jumlah kecil DDT diperbolehkan di bawah Konvensi Stockholm, yang melarang penggunaan
pertanian. Satu masalah dengan segala bentuk IRS adalah resistensi insektisida. Nyamuk yang
terkena IRS cenderung beristirahat dan hidup di dalam ruangan, dan karena
iritasi yang disebabkan oleh penyemprotan, keturunan mereka cenderung untuk
beristirahat dan hidup di luar ruangan, yang berarti bahwa mereka kurang
dipengaruhi oleh IRS. Ada beberapa
metode lain untuk mengurangi gigitan nyamuk dan memperlambat penyebaran
malaria. Upaya untuk mengurangi jentik-jentik nyamuk dengan mengurangi
ketersediaan air terbuka di mana mereka mengembangkan atau dengan menambahkan
zat untuk mengurangi perkembangan mereka efektif di beberapa lokasi. Perangkat penolak elektronik nyamuk yang membuat suara frekuensi sangat
tinggi yang seharusnya menjaga nyamuk betina pergi, tidak memiliki bukti yang
mendukung.
Risiko penyakit dapat dikurangi dengan mencegah gigitan nyamuk dengan
menggunakan kelambu dan penolak serangga, atau dengan tindakan nyamuk-kontrol seperti
penyemprotan insektisida dan menguras genangan air. Beberapa obat yang tersedia untuk mencegah malaria di pelancong ke daerah
Penyakit umum. Dosis sesekali obat sulfadoksin / pirimetamin direkomendasikan
pada bayi dan setelah trimester pertama dari kehamilan di daerah dengan tingkat malaria. Pengobatan yang dianjurkan untuk malaria adalah kombinasi dari obat antimalaria yang mencakup artemisinin. Obat kedua dapat berupa mefloquine, lumefantrine, atau sulfadoksin/pirimetamin. Kina bersama dengan doxycycline dapat digunakan jika
artemisinin tidak tersedia. Hal ini
direkomendasikan bahwa di daerah di mana penyakit ini umum, malaria
dikonfirmasi jika mungkin sebelum pengobatan dimulai karena kekhawatiran
meningkatnya resistensi obat. Perlawanan telah dikembangkan untuk beberapa obat antimalaria misalnya, chloroquine tahan P. falciparum telah menyebar
ke sebagian besar wilayah malaria, dan ketahanan terhadap artemisinin telah
menjadi masalah di beberapa bagian Asia Tenggara.
Ada beberapa obat yang dapat membantu mencegah malaria saat bepergian di
daerah di mana itu ada. Sebagian besar obat ini juga kadang-kadang digunakan
dalam pengobatan. Klorokuin dapat digunakan di mana parasit masih sensitif, karena kebanyakan Plasmodium tahan terhadap satu atau lebih obat,
salah satu dari tiga medications- mefloquine (Lariam), doxycycline (tersedia untuk umum ), atau
kombinasi atovaquone dan proguanil hidroklorida (Malarone) sering
dibutuhkan. Doxycycline dan kombinasi atovakuon dan proguanil yang terbaik
ditoleransi, mefloquine dikaitkan
dengan kematian, bunuh diri, dan neurologis dan gejala kejiwaan.
Penggunaan obat
pencegahan di mana nyamuk pembawa malaria yang hadir dapat mendorong
perkembangan resistensi parsial.Pengecualian untuk ini adalah selama kehamilan
saat mengambil obat untuk mencegah malaria telah ditemukan untuk meningkatkan
berat badan bayi saat lahir dan mengurangi risiko anemia pada ibu.
Pengobatan pencegahan (profilaksis)
bertujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan
dapat di peroleh dengan pemberian terapi pada infeksi malaria P.falciparum karena parasit ini tidak
mempunyai fase eksoeritrosit.
Pencegahan transmisi bermanfaat untuk
mencegah infeksi pada nyamuk atau mempengaruhi sporogonik nyamuk.
Tindakan pencegahan infeksi malaria
sangat penting untuk individu yang nun-imun, khususnya pada turis nasional
maupun internasional. Kemo-profilaktis yang di ajurkan ternyata tidak
memberikan perlindungan secara penuh. Oleh karenanya, sangat di anjurkan untuk
memperhatikan tindakan pencegahan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu
dengan cara :
1. Tidur dengan kelambu sebaiknya dengan
kelambu impregnated (di celup
peptisida
Pemethrin atau deltamethrin).
2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk mosquitoes repellents (gosok, spray,
asap,
Elektrik).
3. Mencegah berada di alam bebas di mana
nyamuk dapat menggigit atau harus memakai
Proteksi (baju lengan panjang,
kaus/stocking). Nyamuk akan menggigit di antara jam
18.00 sampai jam 06.00. Nyamuk
jarang pada ketinggian di atas 2000m.
4. Memproteksi tempat tinggal atau kamar
tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk.
Bila akan di gunakan kemoprofilaktis
perlu di ketahui sensitivitas plasmodium di tempat tujuan. Bila daerah dengan
klorokuin sensitif (seperti Minahasa) cukup profilaktis dengan 2 tablet
klorokuin (250 mg klorokuin diphosphat) tiap minggi 1 minggu sebelum berangkat
dan 4 minggu setelah tiba kembali. Profilaktis juga di pakai pada wanita hamil
di daerah endemik atau pada individu yang terbukti imunitasnya rendah (sering
terinfeksi malaria). Pada daerah dengan resisten klorokuin diajukan dosisiklin
100mg/hari atau mefloquin 250mg/minggu atau klorokuin 2 tablet/minggu di tambah
proguanil 200mg/hari. Obat baru yang di pakai untuk pencegahan yaitu primakuin dosis 0,5mg/kg BB/hari, etaquin, atovaquone/proguanil (malarone) dan
azitromycin.
Imunitas (toleransi) ke P. malaria falciparum
tidak terjadi secara alami, tetapi hanya dalam menanggapi tahun infeksi
berulang. Seorang
individu dapat dilindungi dari P. Infeksi falciparum jika mereka
menerima sekitar seribu gigitan dari nyamuk yang membawa versi parasit
diberikan non-infektif dengan dosis sinar-X iradiasi. Sebuah efektif vaksin belum tersedia untuk malaria, walaupun beberapa sedang
dalam pengembangan, yang sangat polimorfik sifat banyak P. falciparum
protein menghasilkan tantangan yang signifikan untuk desain vaksin. Kandidat vaksin
yang menargetkan antigen pada gamet, zigot, atau ookinetes di midgut nyamuk
bertujuan untuk memblokir transmisi malaria. Vaksin transmisi-blocking tersebut
menginduksi antibodi dalam darah manusia, ketika nyamuk mengambil makan darah
dari individu yang dilindungi, antibodi mencegah parasit dari menyelesaikan
pembangunan di nyamuk. Kandidat vaksin
lain, menargetkan darah tahap siklus hidup parasit, tidak memadai sendiri. Sebagai contoh, SPf66 diuji secara ekstensif di daerah di
mana penyakit ini biasa terjadi pada tahun 1990-an, namun uji coba menunjukkan
untuk menjadi kurang efektif. Beberapa vaksin potensial menargetkan tahap praeritrosit dari siklus hidup
parasit sedang dikembangkan, dengan RTS, S sebagai kandidat utama, diharapkan untuk dilisensikan
pada tahun 2015. Sebuah
perusahaan AS biotek, Sanaria sedang mengembangkan praeritrosit vaksin dilemahkan disebut PfSPZ yang
menggunakan seluruh sporozoit untuk menginduksi kekebalan respon. Pada tahun 2006, Komite
Penasehat Vaksin Malaria WHO menggariskan "Vaksin Malaria
Technology Roadmap" yang memiliki sebagai salah satu tujuan penting untuk
"mengembangkan dan lisensi malaria vaksin generasi pertama yang memiliki
khasiat pelindung lebih dari 50% terhadap penyakit parah dan kematian dan berlangsung
lebih dari satu tahun.
Oleh karena yang berbahaya adalah P.falciparum sekarang baru di tunjukan
pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap P.falciparum.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Malaria
adalah penyakit yang di tularkan nyamuk menular dari manusia dan hewan lain
yang di sbabkan oleh parasit Protozoa (kelompok
bersel tunggal mikroorganisme) yang termasuk dalam genus Plasmodium. Penyakit
malaria dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kuning pada kulit, kejang,
koma, atau kematian. Penyakit ini di tularkan oleh gigitan nyamuk dan gejala
biasanya mulai 10-15 hari setelah di gigit.
Patogenesis
malaria falsiparum di pengaruhi oleh faktor parasit dan faktor penjamu (Host).
Yang termasuk dalam faktor parasit adalah intensitas transmisi, densitas
parasit, dan virulensi parasit. Sedangkan yang masuk dalam faktor penjamu
adalah tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetika, usia, status
nutrisi dan status imunologi. Studi patologi malaria hanya dapat di lakukan
pada malaria falsiparum karena kematian biasanya di sebabkan oleh P.Falciparum.
selain perubahan jaringan dalam patologi malaria yang penting ialah keadaan
mikro-vaskular di mana parasit malaria berada.
Tanda-tanda dan gejala
malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi. Manifestasi awal dari
penyakit umum untuk semua spesies malaria adalah mirip dengan flu seperti
gejala dan dapat menyerupai kondisi lain seperti septikemia, gastroenteritis,
dan penyakit virus. Presentasi mungkin termasuk sakit kepala,
demam, menggigil, nyeri sendi, muntah, anemia neolitik, penyakit kuning,
hemoglobin dalam urin, kerusakan retina, dan kejang-kejang.
Malaria
di obati dengan obat antimalaria, yang
di gunakan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan terhadap penyakit. Sementara
obat terhadap demam yang umum di gunakan, efeknya pada hasil yang tidak jelas.
tindakan pencegahan untuk
menghindarkan diri dari gigitan nyamuk yaitu dengan cara :
1. Tidur dengan kelambu sebaiknya dengan
kelambu impregnated (di celup peptisida
Pemethrin atau deltamethrin).
2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk mosquitoes repellents (gosok, spray,
asap,
Elektrik).
3. Mencegah berada di alam bebas di mana
nyamuk dapat menggigit atau harus memakai
Proteksi (baju lengan panjang,
kaus/stocking). Nyamuk akan menggigit di antara jam
18.00 sampai jam 06.00. Nyamuk
jarang pada ketinggian di atas 2000m.
4. Memproteksi tempat tinggal atau kamar
tidur dari nyamuk dengan kawat anti-nyamuk. Vaksinasi terhadap malaria masih
tetap dalam pengembangan. Hal yang menyulitkan ialah banyaknya antigen yang
terdapat pada plasmodium selain pada masing-masing bentuk stadium pada daur.
Oleh karena yang berbahaya adalah P.falciparum
sekarang baru di tunjukan pembuatan vaksin untuk proteksi terhadap
P.falciparum.
4.2 Saran
Pokok pembahasan dalam Agen Penyakit ini
adalah tentang Penyakit Malaria. Pembahasan tentang penyakit malaria di
perguruan tinggi sangat penting karena tidak hanya mengetahui hal-hal yang
telah di bahas dalam alam sebelumnya, tetapi juga mendorong mahasiswa-mahasiswi
menghindari hal-hal yang menimbulkan terjadinya penyakit malaria.
Di harapkan dengan perkembangan ilmu
yang telah berkembang ini, vaksin terhadap malaria ini dapat di kembangkan
sehingga dapat membantu penderita malaria untuk bisa sembuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Aru
W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, Siti Setiati,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid
III. Edisi V. Jakarta Pusat: Internal
Publishing, 2009.
Arif
Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek
Setiowulan, editor. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid I. Edisi III. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2001.
id.wikipedia.org/wiki/Malaria
Ada beberapa solusi alami yang dapat digunakan dalam pencegahan dan menghilangkan diabetes secara total. Namun, satu-satunya aspek paling penting dari rencana pengendalian diabetes adalah mengadopsi gaya hidup sehat Kedamaian Batin, Nutrisi dan Diet Sehat, dan Latihan Fisik Reguler. Keadaan kedamaian batin dan kepuasan diri sangat penting untuk menikmati kesehatan fisik yang baik dan atas semua kesejahteraan. Kedamaian batin dan kepuasan diri adalah kondisi pikiran yang adil. Orang dengan penyakit diabetes sering menggunakan pengobatan komplementer dan alternatif. Saya didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2000. Sedang bekerja merasa sangat lelah dan mengantuk. Saya meminjam glukometer dari rekan kerja dan diuji pada 760. Segera pergi ke dokter saya dan dia memberi saya resep seperti: Insulin, Sulfonamides, tetapi saya tidak bisa mendapatkan penyembuhan daripada mengurangi rasa sakit dan menghilangkan rasa sakit lagi. Saya menemukan nama kesaksian wanita Comfort online bagaimana Dr Akhigbe menyembuhkan HIV-nya dan saya juga menghubungi dokter dan setelah saya minum obatnya seperti yang diperintahkan, saya sekarang benar-benar bebas dari diabetes oleh dokter jamu Akhigbe. Jadi pasien diabetes yang membaca kesaksian ini untuk menghubungi emailnya drrealakhigbe@gmail.com atau Nomornya +2348142454860 Ia juga menggunakan ramuan herbalnya untuk penyakit seperti: Gigitan SPIDER, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, DEMAM BERDARAH, MALARIA, INFEKSI EKSTERNAL, UMUM DINGIN, DASAR GABUNGAN, DASAR BAYAM, GERAKAN, STROKE, STROKE TUBERKULOSIS, PENYAKIT PERUT. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI RESPIRATORI RENDAH, DIABETIKA, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, DIARRHEA KABEL, KABEL, KANKER, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, THYROID, ASCEMA, PENYAKIT HARI, KABUPATEN. AUTISM, NAUSEA Muntah ATAU DIARE, PENYAKIT GINJAL, EREKSI LEMAH. MATA TWITCHING MENSTRUATION PAINFUL ATAU IRREGULAR. Akhigbe adalah pria yang baik dan dia menyembuhkan semua tubuh yang datang kepadanya. di sini adalah email drrealakhigbe@gmail.com dan Nomornya +2349010754824
BalasHapus