Selasa, 22 November 2016

Makalah MSDM



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            kenyataan yang tidak dapat disangkai bahwa motivasi dasar bagi kebanyakan orang men jadi pegawai pada suatu organisasi tertentu adalah untuk mencari nafkah. Berart apabila disatu pihak seorang menggunakan ketrampilan, pengetahuan, tenaga dan sebagian waktu untuk berkarya pada suatu organisasi di lain pihak ia mengharapkan menerima imbalan tertentu. Dewasa ini masalah imbalan dipandang sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manajemen suatu organisasi karena imbalan oleh para pekerja tidak lagi dipandang semata-mata sebagai alat pemuas kebutuhan matrialnya akan tetapi sudah dikaitkan dengan harkat dan martabat manusia.
            Kepentingan para pekerja harus mendapat perhatian dalam arti bahwa kompensasi yang terimanya atas jasa yang diberikan kepada organisasi harus memungkinkan dan mempertahankan harkat dan martabatnya sebagai insan yang terhormat. Kepentingan organisasi harus terjamin dalam arti bahwa melalui pengarahan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan , waktu dan tenaga para pekerjanya, organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya yang pada gilirannya memungkinkan organisasi tidak hanya sekedar mempertahankan eksistensinya, melainkan juga untuk bertumbuh dan berkembang, baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif
            Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan para anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi memperoleh, memelihara dan mempekerjakansejumlah orang yang dengan berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan organisasi

1.2 Rumusan masalah
1.      Apa saja peranan bagian kepegawaian dalam sistem imbalan?
2.      Bagaimana sistem imbalan yang efektif ?
3.      Bagaimana survai upah dan gaji?
4.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imbalan?
5.      Apa yang dimaksud dengan sistem intensif?
6.      Apa saja yang termasuk jasa-jasa kepegawaian

1.3 Tujuan
1.      Menjelaskan peranan bagian kepegawaian dalam sistem imbalan?
2.      Menjelaskan sistem imbalan yang efektif ?
3.      Menjelaskan survai upah dan gaji?
4.      Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imbalan?
5.      Menjelaskan pengertian sistem intensif?
6.      Menjelaskan apa saja yang termasuk jasa-jasa kepegawaian


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peranan bagian Kepegawaian dalam Sistem Imbalan
            Bagian kepegawaian memikul tanggung jawab utama untuk mengembangkan sistem imbalan bagi suatu organisasi yang diterapkan secara seragam diseluruh jajaran organisasi. Agar mencapai sasarannya serta didasarkan pada berbagai prinsip seperti keadilan, kewajaran, kesetaraan, perlu selalu diperhatikan bahwa sistem imbalan itu harus merupakan instrumen yang ampuh untuk berbagai kepentingan. Bagian kepegawaian mutlak perlu tersedia tenaga profesional yang benar-benar ahli dalam mengembangkan suatu sistem imbalan yang tepat.
1.      Sistem imbalan harus mempunyai daya tarik bagi tenaga kerja yang berkualitas tinggi untuk bergabung dengan organisasi. Artinya, setiap organisasi bersaing dengan organisasi lainnya di pasaran kerja, kompensasi yang ditawarkan sedemikian rupa sehingga menarik bagi para pencari lapangan pekerjaan yang memiliki kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan tinggi
2.      Sistem imbalan harus merupakan daya tarik kuat untuk mempertahankan tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi meskipun benar bhwa kompensasi bukan satu-satunya faktor pengikat bagi para pegawai untuk tetap tinggal dalam suatu organisasi, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa apabila jumlah imbalan yang diperolehnya lebih rendah dari imbalan yang diterima oleh rekan-rekannya.
3.      Sistem imbalan yang mengandung prinsip keadilan untuk kepentingan pengembangan dan penerapan sistem imbalan, yang dimaksus dengan prinsip keadilan ialah bahwa secara internal para pegawai yang melaksanakan tugas sejenis mendapat imbalan yang sama pula. Faktor-faktor lain harus dipertimbangkan seperti masa kerja, jumlah tanggungan, dan sebagainnya
4.      Menghargai perilaku positif. Idealnya, sistem kompensasi harus mencerminkan pengharagaan organisasi terhadap perilaku positif para pegawai seperti prestasi kerja yang tinggi, pengalaman, kesetiaan, kejujuran, ketekunan dan perilaku positif lainnya
5.      Pengendalian pembiayaan.sistem imbalan harus mampu berfungsi sebagai alat pengendali biaya  yang dikaitkan dengan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan.
6.      Kepatuhan kepada peraturan perundang-undangan. Dinegara manapun pemerintah selalu berusaha menjamin agar tenaga kerja mendapat perlakuan yang baik dari organisasi tempat mereka berkarya.
7.      Terciptanya administrasi pengupahan dan penggajian yang berdaya guna dan berhasil guna

2.2 Sistem Imbalan yang Efektif
      Dalam usaha mengembangkan suatu sistem imbalan yang efektif para spesialis dibidang manajemen sumber daya manusia peru melakukan beberapa hal berikut yaitu :
1.      Melakukan analisis pekerjaan. Artinya perlu disusun deskripsi jabatan, uraian pekerjaan dan standar pekerjaan yang tepat dalam suatu organisasi.
2.      Melakukan penilaian pekerjaan yang dikaitkan dengan keadilan internal. Dalam melakukan penilaian pekerjaan diusahakan tersusunnya urutan peringkat pekerjaan, penentuan nilai untuk setiap pekerjaan, susunan perbandingan dengan pekerjaan lain dalam organisasi dan pemberian point untuk setiap pekerjaan.
3.      Melakukan survai berbagai sistem imbalan yang berlaku guna memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan eksternal. organisasi yang di survai dapat berupa instansi pemerintah yang secara fungsional berwenang mengurus ketenagakerjaan, kamar dagang dan industri, organisasi profesi, serikat pekerja dan organisasi pemakai tenaga kerja lain.
4.      Menentukan harga setiap pekerjaan dihubungkan dengan harga pekerjaan jenis tempat lain.

2.3 Survai Upah dan Gaji
Prinsip keadilan ialah imbalan yang diterima oleh seorang pekerja didasarkan pada perhitungan yang didasarkan pada tiga hal yaitu:
1.      Para pegawai yang melaksanakan tugas yang sejenis arti faktor-faktor kritikalnya relatif sama, memeperoleh imbalan yang sama pula. Inilah yang dimaksudkan dengan keadaan internal
2.      Para pegawai dalam suatu organisasi menerima imbalan yang sama dengan pegawai lain dalam organisasi lain yang terlibat dalam kegiatan sejenis dalam suatu wilaya kerja yang sama. Berarti terdapat keadilan yang eksternal.
3.      Imbalan yang diterima oleh para pegawai berada pada jumlah dan tingkat yang wajar, dalam arti dapat meyakin taraf hidup yang layak bagi diri sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.
Karena itu suatu organisasitidak dapt menetapkan secara begitu saja tingkat upah dan gaji yang akan dibayarkannya kepada berbagai golongan pegawai yang bekerja dalam organisasi terebut dengan perkataan lain suatu tindakan terpuji apabila suatu organisasi melakukan survai pengupahan dan penggajian yang hasilnya menjadi dasar penetapan struktur upah dan gaji bagi para pekerja dalam suatu organisasi karena melalui survai demikian akan ditemukan tingkat upah dan gaji yang berlaku di suatu kawasan tertentu untuk berbagai jenis pekerjaan baik tugas teknikal, administratif, profesional maupun bagi tenaga manajerial. Survai yang dilakukan tergantung pada banyak faktor diantaranya yaitu kondisi perekonomian, situasi pasaran kerja, langka tidaknya tenaga kerja tertentu dan faktor lainnya
            Dalam melakukan survai tentang pengupahan dan penggajian, suatu hal perlu mendapat perhatian ialah adanya jaminan bahwa nomenklatur dan titelatur yang digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai jabatan jangan sampai mempunyai arti yang berbeda-beda. Sebab apabila terdapat perbedaan interpretasi usaha pembandingan menjadi sangat sulit dan kesimpulan yang diperoleh dapat menjadi tidak tepat salah satu cara untuk menghindari perbedaan interpretasi tersebut ialah agar yang melakukan survai tidak terpaku hanya pada nomenklatur dan titelaturnya yang nampak sama bagi organisasi-organisasi yang berbeda.
            Hasil survai itulah yang dijadikan dasar untuk menentukan nilai berbagai pekerjaan dalam suatu organisasi. Harga atau nilai suatu pekerjaan dapat ditentukan dengan dua pendekatan yakni pendekatan relatif yang umumnya bersifat internal dalam arti nilainya ditentukan oleh peringkat pekerjaan sedangkan pendekatan absolut ditentukan oleh tingkat upah atau gaji bagi pelaksana tertentu di pasaran kerja yakni diluar organisasi yang bersangkutan
            Berbagai peringkat pekerjaan dengan nilai yang berbeda-beda maksud dari pengelompokan itu yaitu untuk dapat menentukan tingkat upah dan gaji yang berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Pengelompokan itulah yang menjadi komponen utama struktur pengupahan dan penggajian yang berlaku bagi organisasi yang diharapkan memenuhi berbagai persayaratan terutama prinsip keadilan.


2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Imbalan
Dalam mencari dan menetapkan suatu sistem imbalan diterapkan berbagai faktor yang mempengaruhinya yaitu :
1.      Tingkat upah dan gaji yang berlaku
Tingkat upah dan gaji yang pada umumnya berlaku tidak bisa diterapkan begitu saja oleh suatu organisasi karena kebiasaan tersebut harus dikaitkan dengan berbaagai faktor yaitu tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus tertentu dan sangat dibutuhkan oleh organisasi yang bersangkutan.
2.      Tuntutan serikat pekerja
Di masyarakat dimna eksistensi serikat pekerja diakui dan berperan dalam mengajukann tuntutan tingkat upah dan gaji yang lebih tinggi dari tingkat yang berlaku. Tuntutan serikat pekerja disebabkan berbagai faktor misalnya dalam usaha serikat pekerja untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para anggotanya. Peranan dan tuntutan serikat pekerja perlu diperhitungkan sebab apabila tidak para pekerja akan melancarkan berbagai kegiatan yang akan merugikan management dan serikat pekerja sendiri, seperti halnya memperlambat proses produksi dan yang paling gawat yaitu melancarkan pemogokkan.
3.      Produktivitas
Agar mencapai tujuan daan sasaran, suatu organisasi memerlukan tenaga kerja yang produktif. Apabila para pekerja merasa bahwa mereka tidak memperoleh imbalan yang wajar, sangata mungkin mereka tidak akan bekerja keras artinya tingkat produktivitas akan rendah.
4.      Kebijaksanaan organisasi mengenai upah dan gaji
Kebijaksanaan suatu organisasi mengenai upah dan gaji bagi karyawan tercermin pada jumlah uang yang dibawa pulang oleh para karyawan. Berarti bukan hanya gaji pokok yang penting tetapi berbagia komponen dari kebijaksaan tersebut seperti tunjangan jabatan, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan transportasi, bonus bahkan kebijaksaan tentang kenaikan gaji.
5.      Peraturan perundang-undangan
Pemerintah berkepentingan dalam bidang ketenagakerjaan oleh berbagai segi kehidupan kekaryaanpun diatur dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya tingkat upah minimum, upah lembur, memperkerjakan wanita dan anak dibawah umur, keselamatan kerja, hak cuti, dan sebagainya.

2.5  Sistem Insentif
            Guna mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi banyak organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem imbalan yang berlaku bagi karyawan organisasi yang termasuk pada sistem insentif individual yaitu :
1.      Piecework
Salah satu teknik yang lumrah digunakan untuk mendorong para karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan jalan memberikan insentif finansial berdasarkan hasil kerja karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi contoh yaitu kegiatan perakitan. Kelompok kerja menghasilkan sejumlah unit produksi, penghasilan setiap karyawan dihitung atas dasar jumlah unit yang dihasilkan.
2.      Bonus
Insentif dalam bentuk bonus diberikan kepada karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui.
3.      Komisi
Sistem insentif lain yang lumrah diterapkan adalah pemberian komisi pada dasarnya ada dua bentuk yang pertama para karyawan memperoleh gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat bertambah dengan bonus yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas. Kedua yaitu karyawan memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi.
4.      Kematangan
Dalam organisasi yang memperkerjakan tenaga teknikal dan tenaga profesional ilmiah sering terjadi bahwa para karyawan terutama yang merupakan pekerja otak tidak bergairah untuk menduduki jabatan administratif atau managerial. Mereka lebih senang menekuni bidang profesinya.

2.6 Jasa-Jasa Kepegawaian
            Dalam usaha mendorong produktivitas serta ketenangan kerja para karyawan, dewasa ini semakin banyak organisasi yang memberikan jasa-jasa tertentu pada para karyawan yang diluar pembayaran upah dan gaji. Tiga bentuk jasa yang sudah umum diberikan dewasa ini yaitu :
1.      Bantuan dana pendidikan
Dewasa ini makin banyak karyawan yang semakin memadai bahwa menambah pengetahuan dan ketrampilan mereka secara programatik merupakan salah satu wahana penting dalam meniti karir secara lebih berhasil. Oleh karena itu banyak karyawan yang melanjutkqn pendidikan formalnyaatau mengikuti berbagai kursus ketrampilan diluar jam kerja mereka. Dalam situasi demikian banyak organisasi yang memberikan jasa baik berupa bantuan keuangan bagi mereka yang mengikuti program pendidikan dan pelatihan tapi disertai dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota organisasi. Misalnya persyaratan yang harus dipenuhi yaitu harus berkaitan dengan tugas pekerjaan pegawai yang bersangkutand dan juga nilai yang dicapai harus memuaskan.
2.      Bantuan jasa finansial
Berbagai jenis organisasi memberikan bantuan finansial bagi para karyawannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan jangka pendek yang mendesak misalnya bannyak organisasi yang mendorong terbentuknya koperasi pinjam karyawan dengan adanya koperasi karyawan membutuhkan sejumlah uang untuk keperluan yang mendesak karyawan tersebut dapat meminjamnya dari koperasi
Bentuk jasa finansial lainnya yang sering diberikan oleh berbagai perusahaan kepada semua karyawan ialah kesempatan membeli saham perusahaan yang harganya lebih rendah dari yang berlaku di bursa saham. Jasa demikian bermanfaat untuk jangka panjang karna karyawan dapat menikmati saham yang dimilikinya dikemudian hari bahkan setelah mereka memasuki masa pensiun.
3.      Jasa Lainnya
Dewasa ini kehidupan karyawan sering berakibat pada makin banyaknya karyawan yang mengalami stres. Stres yang berat dapat berakibat pada kondisi fisik, stres yang tidak dapat diatasi oleh para karyawan berakibat negatif pada prestasi kerja karayawan yang sering terwujud dalam berbagai bentuk seperti sering berbuat kesalahan dalam penyelesaian tugas, mudah lelah, dan berbagai hal negatif lainnya. Untuk membantu para karyawan mengatasi hal tersebut banyak organisasi atau perusahaan yang memberikan jasa-jasa baik dalam berbagai bentuk seperti bantuan pengoatan, konsultasi psikologi, pembentukan klub olahraga dan berbagai bentuk lainnya.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Bagian kepegawaian memikul tanggung jawab utama untuk mengembangkan sistem imbalan bagi suatu organisasi yang diterapkan secara seragam diseluruh jajaran organisasi. Dalam usaha mengembangkan suatu sistem imbalan yang efektif para spesialis dibidang manajemen sumber daya manusia peru melakukan beberapa hal berikut yaitu :
1.       Melakukan analisis pekerjaan.
2.   Melakukan penilaian pekerjaan yang dikaitkan dengan keadilan internal.
3.   Melakukan survai berbagai sistem imbalan yang berlaku guna memperoleh bahan       yang berkaitan dengan keadilan eksternal.
4.   Menentukan harga setiap pekerjaan dihubungkan dengan harga pekerjaan jenis 
      tempat lain.
                        faktor yang mempengaruhi sistem imbalan yaitu :
1.      Tingkat upah dan gaji yang berlaku
2.      Tuntutan serikat pekerja
3.      Produktivitas
4.      Kebijaksanaan organisasi mengenai upah dan gaji
5.      Peraturan perundang-undangan
Jasa-jasa kepegawaian yaitu : Bantuan dana pendidikan, Bantuan jasa finansial
dan Jasa Lainnya


           
               3.2  Saran
Dengan adanya makalah ini kita bisa mengetahui pentingnya sistem imbalan dalam suatu organisasi atau perusahaan  karena sistem imbalan yang baik dapat menjamin kepuasan karyawan yang bekerja dalam organisasi atau perusahaan sehingga menghasilkan pekerja-pekerja yang produktif dan berkualitas.



DAFTAR PUSTAKA

Gomes, Faustino C, 2003,ManajemenSumberDayaManusia,Yogyakarta: PenerbitAndi.
Siagian,Sondang P, 2012, ManajemenSumberDayaManusia, Jakarta: PTBumiAksara.
http://viyan.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/25972/5_apek-SDM-dan-organisasi+2.pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar