BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Di
Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan
oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer, karena angka
prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyakit lain. Hipertensi
primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi
sekunder dapat diketahui penyebabnya, dan dari golongan ini hanya beberapa
persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu, upaya penanganan
hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Banyak penelitian dilakukan
terhadap hipertensi primer, baik mengenai pathogenesis maupun tentang
pengobatannya. Menurut WHO (1978),
batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan
darah sama dengan atau di atas 160/95 dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan
darah diantara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension.
Batasan tersebut tidak membedakan jenis kelamin dan usia, sedangkan batasan
hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin diajukan oleh
Kaplan (1985) sebagai berikut : pria yang berusia < 45 tahun dinyatakan
hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,
sedangkan yang berusia > 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan
darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95
mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi. Berdasarkan
latar belakang di atas, dengan tinggi persentase penyakit hipertensi pada
lansia, maka kelompok kami tertarik mengangkat masalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Gerontik pada Klien Hipertensi”. Dewasa ini masyarakat sudah tidak
asing lagi mendengar kata Hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyakit
yang umum dijumpai di masyarakat, dan merupakan penyakit yang terkait dengan
sistem kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita
juga tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya kita harus senantiasa waspada.
Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan
arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari
banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik
untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang mempengaruhi seperti kurang
pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala,
sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis,
yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara
nasional mencapai 31,7% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir
pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.
Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal,
oleh karena perlu diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi
terlebih bagi penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan
yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu
pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat
diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang
asuhan keperawatan klien dengan gangguan hipertensi ini dapat memberi asuhan
keperawatan yang tepat dan benar bagi penderita hipertensi dan dapat mengurangi
angka kesakitan serta kematian karena hipertensi dalam masyarakat.Hipertensi atau yang lebih dikenal
dengan nama penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi
peningkatan tekanan darah di atas ambang batas normal yaitu 120/80mmHg. Batas
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila
tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batasan
tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun). Penyakit ini disebut sebagai the
silent killer karena penyakit mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan
gejala atau tersembunyi. Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderita,
tetapi melalui timbulnya berbagai penyakit serius. Dengan kata lain, komplikasi
dari hipertensi itulah yang sebenarnya banyak mengakibatkan kematian pada
penderitanya. Hipertensi baru di sadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ, seperti gangguan fungsi jantung, koroner, ginjal, gangguan fungsi
kognitif ataupun stroke. Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi harapan hidup
pada para penderitanya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Apa
definisi dari Hipertensi?
1.2.2
Apa
patifisiologi dari penyakit Hipertensi?
1.2.3
Apa penyebab terjadinya
penyakit Hipertensi?
1.2.4
Bagaimana
gejala-gejala dari penyakit Hipertensi?
1.2.5
Bagaimana
cara untuk mencegah penyakit Hipertensi?
1.2.6 Bagaimana cara untuk dapat mengobati
penyakit Hipertensi?
1.3 TUJUAN PENULISAN
·
Untuk mengetahui faktor penyebab dan gejala penyakit
hipertensi atau darah tinggi
·
Untuk mengetahui pola makan atau sumber gizi yang harus
terpenuhi agar terhindar penyakit hipertensi atau darah tinggi
·
Untuk mengetahui cara untuk menanggulangi penyakit
hipertensi atau darah tinggi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
HIPERTENSI
Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah persisten di
mna tekanan sistoliknya di atas 10mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
mmHg. Pada lansia, hipertensi di definisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. Pengertian
hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada
sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas
nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Hipertensi dalam bahasa inggrisnya
adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata yaitu Hyper yang
berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan. Ketika
dilakukan pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka, yaitu angka yang
lebih tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapat
ketika jantung berkontraksi (sistolik), sedangkan angka yang lebih rendah
didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120
/ 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika
terjadi tekanan darah tinggi,
umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi umumnya terjadi ketika
tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau lebih, pengukuran tekanan darah ini
dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Berikut adalah penyebab dari penyakit hipertensi :
1. Gangguan
emosi
2. Obesitas
3. Konsumsi
alcohol yang berlebih
4. Rangsangan
kopi dan tembakau yang berlebihan
5. Obat-obatan
6. Keturunan
Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik kemungkinan
tidak akan di jumpai adanya suatu kelainan yang nyata selain tekanan darah yang
tinggi akan tetapi dapat pula di temukan perubahan pada retina seperti
pendarahan, eksudat ( kumpulan cairan ), penyempitan pembulu darah dan pada
kasusu berat edemapupil (edema pada diskus optikus ). Sesorang yang mengalami
hipetensi kaang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala muncul
biasanya dengan timbul adanya kerusakan faskuler dengan manifestasi yang khas
sesuai dengan system organ yang di faskularisasi oleh pembulu darah yang
bersangkutan. Penyakit arteri coroner dengan angina adalah gejala yang paling
sering menyertai hipertensi.
2.2 PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol
konstriksi dan relaksasi pembulu darah terletak pada pusat vasomotor pada
medulla di otak. Dari vasomotor tersebut bermula jaras saraf simpatis yang
berlanjut kebawa korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke
gang lia simatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasemotor di hantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawa melalui system saraf simpatis ke gang
lia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang
akan merangsang serabut saraf pasca gang lion ke pembulu darah. Dengan di
lepaskannya norepineprin akan mengakibatkan konsttiksi pembulu darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan katakutan dapat mempengaruhi respon pembulu darah
terhadap rangsang vasokonstriktor.
Seseorang dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepineprin. Pada saat bersamaan di mana sistem saraf
simpatis merangsang pembulu darah sebagai respon rangsang emosi, klenjar
adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktifitas vaksokonstriksi.
Medula adrenal mensekresi epineflin yang menyebabkan fase kontriksi . korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid dan linnya, yang dapat memperkuat
respond vasokonstriktor pembulu darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan andiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II yang
menyebabkan adanya sutu vasokonstriktor yang kuat. Hal ini merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan tretensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravascular. Semua faktor
tersebut cenderung menyebabkan hipertensi. Pada langsia, perubahan struktur dan
fungsi pada system pembulu perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah yang akan menurunkan kemampuan distensi daya regang pembuluh darah. Hal
tersebut menyebabkan aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang di pompa oleh jantung (volume sekuncup)
sehingga terjadi penurunan curah jantung dan peningkatan tahan prifer. Mekanisme
yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Evaluasi diagnostic
Riwayat dan pemeriksaan fisik yang
meyeluruh sangat penting. Retina harus di periksa dan di lakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengkaji kemungkinan adanya kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung. Hipertrofi ventikel kiri dapat di kaji dengan elektrokardiografi.
Protein dalam urine dapat di deteksi dengan urinalisa. Pemeriksaan khusus
seperti renogram, pielogram intravena, arteriogram renal, pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah, dan penetuan kadar urine dapat di lakukan untuk
mengidentifikasikan pasien dengan penyakit renovaskular.
2.3 PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab hipertensi atau tekanan
darah tinggi masih belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus yang ada,
tapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko Anda mengalami
tekanan darah tinggi. Faktor-faktor yang bisa meningkatkan resiko terkena
tekanan darah tinggi primer adalah sebagai berikut:
1. Kadar garam yang tinggi dalam
makanan Anda
2. Kurang olahraga
3. Kelebihan berat badan
4. Riwayat kesehatan keluarga dengan
tekanan darah tinggi
5. Merokok
6. Terlalu banyak mengonsumsi minuman
keras
7. Stres
8. Risiko tekanan darah tinggi
meningkat seiring bertambahnya usia
Dalam kasus dimana sama sekali tidak ada penyebab atau
faktor jelas, hipertensi tersebut dikenal sebagai hipertensi primer.
Penyebab yang diketahui
Hipertensi sekunder adalah tekanan darah yang tinggi karena
adanya kondisi dasar tertentu. Secara keseluruhan, 10% dari kasus hipertensi
merupakan jenis sekunder. Tekanan darah tinggi sekunder biasa disebabkan:
1. Diabetes
2. Penyakit ginjal
3. Pil kontrasepsi
5. Obat pereda rasa sakit yang lebih
dikenal sebagai obat anti inflamasi non-steroid (NSAIDs), seperti ibuprofen
6. Penyempitan pembuluh darah (arteri)
yang mengalirkan darah ke ginjal
7. Kondisi hormon, misalnya
sindrom Cushing (kondisi saat tubuh Anda menghasilkan
hormon steroid)
2.4 GEJALA HIPERTENSI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
harus diwaspadai, karena umumnya pada penderita hipertensi tidak merasakan
adanya gejala. namun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal
sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika
hipertensi sudah pada level yang berat atau menahun dan tidak diobati, bisa
timbul gejala antara lain ; sakit kepala, kelelahan mual, muntah, sesak
napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Terkadang penderita
hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang harus
segera mendapatkan penanganan.
Banyak orang mengidap hipertensi atau
tekanan darah tinggi tanpa menyadarinya karena penyakit ini tidak memiliki gejala
yang jelas. Orang dewasa harus memeriksakan tekanan darah setidaknya sekali
dalam lima tahun. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda menderita tekanan
darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah. Dalam beberapa kasus yang
langka, saat seseorang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, dia bisa
mengalami gejala seperti:
1. Sesak napas
2. Sakit kepala berkepanjangan
3. Mimisan
4. Pandangan kabur atau penglihatan
ganda
Kunjungi dokter secepatnya jika Anda
mengalami gejala-gejala di atas karena tekanan darah tinggi yang tidak diatasi
bisa mengarah kepada penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung.
2.5 PENCEGAHAN
HIPERTENSI
Makanan
Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsilah makanan yang
rendah lemak dan kaya akan serat seperti roti gandum dan beras merah. Selain
itu, buah dan sayuran yang tinggi kandungan seratnya juga dapat membantu
menurunkan tekanan darah. Usahakan untuk mengonsumsi buah dan sayuran
secukupnya.
Kurangi konsumsi garam di dalam makanan Anda. Usahakan untuk
makan kurang dari 6 gram garam per hari, yaitu sekitar satu sendok teh. Garam
dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Makin banyak makan garam, maka makin
tinggi tekanan darah Anda.
Berat Badan
Mengurangi berat badan hanya beberapa kilo akan membuat
perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan. Jantung
akan bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh ketika Anda
memiliki berat badan yang berlebih. Risiko tekanan darah tinggi akan meningkat.
Olahraga
Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta
pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga, dan beraktivitas secara teratur
perlu dilakukan. Hidup aktif juga bisa membantu menurunkan berat badan Anda. Setiap
minggu, bagi orang dewasa beraktivitas dengan intensitas menengah seperti
bersepeda atau jalan cepat, setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam.
Aktivitas yang dilakukan harus membuat Anda berkeringat dan sedikit kehabisan
napas. Bagi orang gemuk, berjalan mendaki sudah bisa merasakan efek itu.
Olahraga apa pun bisa termasuk dalam aktivitas fisik, bahkan berjalan atau
merawat taman.
Terapi Relaksasi
Tekanan darah bisa dikurangi dengan
terapi relaksasi dan olahraga:
1. Yoga, meditasi, atau manajemen
stress
2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT),
berfokus pada bagaimana pikiran dan keyakinan bisa memengaruhi cara Anda
merasakan dan menghadapi masalah. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai cara
mendapatkan terapi ini.
Minuman keras
Risiko tekanan darah akan meningkat jika Anda mengonsumsi
minuman keras terlalu sering dan berlebihan, tapi dengan mengikuti rekomendasi
yang ada, maka risiko tersebut bisa dikurangi. Perhatikanlah bahwa:
-
Pria tidak disarankan minum lebih dari 3-4 unit (2 hingga
2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per harinya
-
Wanita tidak disarankan minum lebih dari 2-3 unit (maksimal
2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per harinya
Kandungan kalori yang tinggi di dalam alkohol juga bisa
menambah berat badan Anda. Dengan kata lain bisa menjadikan risiko tekanan
darah menjadi lebih tinggi.
Merokok
Seperti halnya tekanan darah tinggi,
merokok bisa membuat arteri Anda menyempit. Merokok tidak menyebabkan tekanan
darah tinggi secara langsung, tapi membuat Anda berisiko lebih tinggi
terkena serangan jantung dan stroke. Jika Anda merokok dan memiliki
tekanan darah tinggi, arteri Anda akan menyempit lebih cepat dan risiko
terkena penyakit jantung atau paru-paru akan meningkat secara drastis.
Kafein
Kurangi konsumsi minuman seperti kopi, teh, cola , dan
minuman berenergi lain yang mengandung banyak kafein. Yang lebih penting,
sebaiknya sumber cairan Anda tidak hanya berasal dari minuman di atas. Karena
minum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko tekanan
darah Anda. Teh dan kopi tetap bisa menjadi bagian dari diet yang berimbang.
2.6 PENGOBATAN
Perubahan pada gaya hidup dan
konsumsi obat anti-hipertensi bisa menjadi langkah yang efektif untuk
menurunkan tekanan darah tinggi. Tingginya tekanan darah dan risiko pasien
untuk mengalami penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, akan menentukan jenis pengobatan
yang sesuai. Jika tekanan darah Anda sangat tinggi (180/100mmHg atau lebih),
harus dilakukan perawatan secepatnya. Mungkin diperlukan juga tes lebih lanjut,
tergantung kepada kondisi kesehatan Anda.
Jika tekanan darah Anda mencapai 145/95mmHg atau lebih dan
telah dikalkulasikan bahwa Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular
pada 10 tahun ke depan, maka Anda perlu mengonsumi obat-obatan dan melakukan
beberapa perubahan gaya hidup agar lebih sehat. Jika tekanan darah Anda sedikit
di atas 130/80mmHg, tapi risiko terkena penyakit kardiovaskular rendah, Anda
bisa menurunkan tekanan darah dengan mengubah gaya hidup Anda saja.
Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa
terlihat dampaknya hanya dari beberapa minggu setelah memulainya.
-
Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang,
termasuk makan banyak buah-buahan segar dan sayuran
-
Kurang konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per
hari.
-
Lebih aktif. Aktif secara fisik adalah hal paling penting
yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.
-
Menurunkan berat badan.
-
Berhenti merokok. Merokok sangat meningkatkan peluang Anda
menderita penyakit jantung dan paru-paru
-
Mengurangi konsumsi minuman keras.
-
Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain
seperti cola Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan
tekanan darah Anda.
-
Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan
manajemen stres.
Dengan disiplin dalam menerapkan gaya hidup sehat, dampak
positif dalam tekanan darah Anda bisa terlihat secara signifikan. Beberapa
penderita bahkan menjadi tidak perlu mengonsumsi obat-obatan sama sekali karena
perubahan gaya hidup mereka telah berhasil menurunkan tekanan darah menjadi
normal.
Dalam beberapa kasus hipertensi, pasien kadang perlu mengonsumsi
obat-obatan untuk seumur hidup. Tapi jika tekanan darah telah terkendali dalam
bertahun-tahun, Anda mungkin boleh menghentikan pengobatan. Ada beberapa
penderita yang mungkin perlu mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Kadang
diperlukan kombinasi beberapa jenis obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi
yang lebih susah dikendalikan. Semua jenis obat-hipertensi memiliki efek
samping. Jika seorang penderita tidak dapat mengatasi atau merasa sangat
terganggu dengan efek samping dari obat tertentu, dia bisa dengan mudah memilih
jenis obat anti-hipertensi lain yang tersedia. Beberapa efek samping yang umum
dirasakan:
·
Merasa mengantuk
·
Rasa sakit di sekitar area ginjal (punggung bawah bagian
samping)
·
Kulit gatal-gatal
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderita, tetapi
melalui timbulnya berbagai penyakit serius. Dengan kata lain, komplikasi dari
hipertensi itulah yang sebenarnya banyak mengakibatkan kematian pada
penderitanya. Hipertensi baru di sadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ, seperti gangguan fungsi jantung, koroner, ginjal, gangguan fungsi
kognitif ataupun stroke. Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi harapan hidup
pada para penderitanya.
3.2 SARAN
Jika tekanan darah Anda sedikit di atas 130/80mmHg, tapi
risiko terkena penyakit kardiovaskular rendah, Anda bisa menurunkan tekanan
darah dengan mengubah gaya hidup Anda saja.
-
Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang,
termasuk makan banyak buah-buahan segar dan sayuran
-
Kurang konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per
hari.
-
Lebih aktif. Aktif secara fisik adalah hal paling penting
yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.
-
Menurunkan berat badan.
-
Berhenti merokok. Merokok sangat meningkatkan peluang Anda
menderita penyakit jantung dan paru-paru
-
Mengurangi konsumsi minuman keras.
-
Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain
seperti cola Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan
tekanan darah Anda.
-
Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan
manajemen stress.
DAFTAR PUSTAKA
Hardianah
; Suprapto Sentot. “Patologi dan Patofisiologi Penyakit”. 2014. Nuha Medika.
Yogjakarta
http://www.medicienenet.com/high_blood_pressure_pictures_slideshow/article.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar