Selasa, 22 November 2016

Artikel Sampah Padat


Menurut defenisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dalam bab ini, hanya akan dibahas sampah padat atau benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan, dan dibuang, yang berasal dari suatu aktivitas dan bersifat padat.

Pembagian Sampah Padat.
Sampah Padat dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti berikut:
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya.
·         Organik, misalnya sisa makanan, daun, sayur, dan buah.
·         Anorganik, misalnya logam, pecah-belah, abu dan lain-lain.
2. Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar.
·         Mudah terbakar, misalnya kertas, plastic, daun kering, kayu.
·         Tidak mudah terbakar, misalnya kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.
3. Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk.
·         Mudah membusuk, misalnya sisa makanan, potongan daging dan sebagainya.
·         Sulit Membusuk, misalnya plastic, karet, kaleng, dan sebagainya.
4. Berdasarkan cirri atau karakteriistik sampah.
a. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. Proses pembusukkan seringkali menimbulkan bau busuk. sampah jenis ini ddapat ditemukan di tempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar dan sebagainya.
b. Rubbish, terbagi menjadi dua:
-    rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organic, misalnya kertas, kayu, karet, daun kering dan sebagainya.
-    rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik. misalnya kaca, kaleng dan sebagainya.
c. Ashes, semua sisa pembakaran dari industry.
d. Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin atau manusia.
e. Dead animal, bangkai binatang besar (anjing, kucing dan sebagainya) yang mati akibat kecelakaan atau secara alami.
f. House hold refuse, atau sampah campuran (misalnya garbage, ashes, rubbish) yang berasal dari perumahan.
g. Abandoned vehicle, berasal dari bangkai kendaraan.
h. Demolision waste, berassal dari hasil sisa-sisa pembangunann gedung. Contructions waste, berasal dari hasil sisa-sisa pembangunan gedung, seperti tanah, batu dan kayu.
i. Sampah industry, berasal dari pertanian, perkebunan dan industry.
j. Santage solid, terdiri atas benda-benda solid atau kasar yang biasanya berupa zat organic, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair.
k. Sampah khusus, atau sampah yang memerlukan penanganan khusus seperti kaleng dan zat radioaktif.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah.
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sampah.
1. Jumlah penduduk.
    Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan penduduk. Semakin padat penduduk, sampah semakin menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang dihasilkan semakin banyak, misalnya pada aktivitas pembangunan, perdagangan, industry dan sebagainya.
2.  Sistem pengumpulan atau pembuangan sampah yang dipakai. Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat jika di bandingkan dengan truk.
3. pengambilan bahan-bahan yang ada pada sampah untuk di pakai kembali. metode itu di lakukan karena bahan tesebut masi memiliki nilai ekonomi bagi golongan tertentu. frekwensi pengambilan di pengaruhi oleh keaadaan, jika harganya tinggi, sampah yang tertinggal sedikit.
4. faktor geografis.
     lokasi tempat pembuangan apakah di daerah pegunungan, lembah, pantai, atau di dataran rendah.
5. Faktor waktu.
     bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. jumlah sampah perhari bervariasi menurut waktu. contoh, jumlah sampah pada siang hari lebih banyak dari pada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di daerah perdesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.

6. Faktor social ekonomi dan budaya.
     contoh, adat istiadat dan taraf hidup dan mental masyarakat.
7. Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan, pintu air, atau penyaringan air limbah.
8. Kebiasaan masyarakat.
     contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau tanaman, sampah makanan itu akan meningkat.
9. Kemajuan teknologi.
      akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. contoh, plastic, kardus, rongsokan, AC, TV, kulkas, dan sebagainya.
10. Jenis Sampah.
     makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin kompleks pula macam dan jenis sampahnya.

Sumber Sampah.
sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut.
1. pemukiman penduduk.
     sampah di suatu pemukiman biasanya di hasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam satu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. jenis sampah yang di hasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basa ( garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan .
2. Tempat umum dan tempat perdanggangan
     tempat umum adalah tempat yang memukinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdanggangan. jenis sampah yang di hasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makan (garbage), sampah kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah.
     sarana layanan masyarakat yang di maksud di sini, antara  lain, tempat hinuran, dan umum, jalan umum, tempat parker, tempat layanan kesehatan (misalanya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer gedungpertemuan, pantai tempat berlibur, dan sarana pemerinta yang lain. tempat tersebut biasanya mengahasilkan sampah khusus dan sampah kering.
5. Pertanian.
     sampah di hasilkan dari tanaman atau binatang. lokasih pertanian seperti kebun, ladang, ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Pengolahan Sampah Padat.
     Ada beberapa tahapan di dalam pengolahan sampah padat yang baik, diantaranya, tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber ; tahap pengangkutan; dan tahap pemusnahan.

Tahap Pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber.
sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya) di tempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah. sampah basah dan sampah kering sebaiknya di kumpulkan dalam tempat yang terpisah unutk memudahkan pemusnahanya.
     Adapun tempat penyimpanan sementara (tepat sampah) yang di gunakan harus memenuhi persyaratan berikut ini.
1. Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor.
2. Memiliki tutup dan mudah di buka tanpa mengotori tangan.
3. Ukuran sesuai sehingga mudah diankut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah.
Untuk membangun suatu dipo, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya :
1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan pengankut sampah.
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan.
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat dan tikus-tikus.
6. Mudah dijangkau masyarakat.
Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua metode :
a. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah basah.
b. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.

Tahap Pengangkutan
 Dari dipo, sampah diankut ke tempat pembuangan akhir atu pemusnahan sampah dengan mempergunakan truk pengankut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota.

Tahap Pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain:
a.       Sanitary landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikianm, sampah tidak berada di ruangan terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut.
1. Tersedia tempat yang luas.
2. Tersedia tanah yang menimbunnya.
3. Tersedia alat-alat besar.
Lokasi sanitary landfill yang lama dan sudah tidak dipakai lagi dapat dimanfaatkan sebagai tempat pemukiman, perkantoran, dan sebagainya.

b.   Incineration
Incineration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan pembakaran sampah secara besar-besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem ini, antara lain:
1. Volume sampah dapat diperkecilsampai sepertiganya.
2. Tidak memerlukan ruang yang luas.
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerjayang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Adapin kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini:
1. Biaya besar
2. Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk.
Peralatan yang digunakan dalam insinerasi, antara lain:
1. Charging apparatus
Charging apparatus adalah tempat penampungan sampah yang berasal dari kendaraan pengangkut sampah. Di tempat ini sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk.
      2. Furnace
Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah untuk memisahkan abu dengan sampah yang belim terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.
3. Combustion
Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi untuk membakar benda-benda yang tidak terbakar pada tungki pertama.
4. Chimney atau stalk
Chimney atau stalk adalah cerobong asap untuk mengalirkan asap keluar dan mengalirkan udara ke dalam.
5. Miscellaneous features
Miscellaneous features adalah tempat penampungan sementara dari debu yang terbentuk, yang kemudian diambil dan dibuang.


c.   Composting
Pemusnahan sampah dengan cara memnfaatkan proses dekomposisi zat organic oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk. Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:
1. Pemisahan benda-benda yang tidak dapat dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi, dan sebagainya.
2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5 cm).
3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N = 1:30).
4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi proses aerobic.
5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan baik. Perlu diingat bahwa galian tersebut jangan sampai menjadi tempat bersarang hewan pengerat atau serangga.
d.   Hot fedding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (mis., babi). Perlu diingat bahwa sampah basah tersebut harus diolah lebuh dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis ke hewan ternak.
e.   Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudia dimasukkan ke dalam sistem pembuangan limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memanng baik.
f.    Dumping
Sampah dibuang atau diletakan begitu saja di tanah lapang, jurang, atau tempat sampah.
g.   Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau air laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendakalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir.
h.   Individual inceneration
Pembakaran sampah secara perorangan ini bisa dilakuakn oleh penduduk terutama di daerah pedesaan.
i.    Recycling
Pengolahan kembali dari bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang. Contoh bagian sampah yang di daur ulang, antara lain, plastic, gelas, kaleng, besi, dan sebagainya.
j.    Reduction
Metode ini diterapkan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian diolah untuk menghasilkan lemak.
k.   Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas. Bahayanya adalah bahan metode ini dapat menularkan penyakit.

Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah
Pembuangan sampah akhir merupakan suatu upaya yang tidak mungkin dicarikan alternatifnya, kecuali harus dimusnahkan atau dimanfaatkan. Hal ini mengingat pengaruh yang dapat ditumbulkan jika perencanaan pemusnahan dan pemanfaatan sampah tidak dilakukan dengan baik.
Teknologi pemanfaatan dan pembuangan akhir sampah dapat dibagi seerti berikut:
a. Pemanfaatan sampah dengan teknik pengolahan yang dapat menjadikan sampah sebagai bahan yang berguna, misalnya pembuatan kompos dan biogas.
b.  Pemusnahan atau reduksi sampah dengan incinerator dan metode sanitary landfill.

Kompos
Pengolahan sampah garbage dilakukan secara biologis dan berlangsung dalam keadaan aerobik dan anaerobik. Proses dekomposisi sampah dengan bantuan bakteri akan menghasilkan kompos atau humus. Proses dekomposisi yang sifatnya anaerobik berlangsung dengan sangat lambat dan menghasilkan bau, tetapi komposisi aerobic berlangsung relatif lebih cepat dari dekomposisi anaerobic dan kurang menimbulkan bau.



halaman 123
c. Terdapat sosial ekonomi dan budaya masyarakat
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminka keadaan sosial budaya masyarakat setempat.
2. Keadaan linkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang lain (turis) untuk dating berkunjung ke daerah tersebut.
3. Dapat menyebabkan terjadinya perselisian antara penduduk setempat dan pihak pengelola (mis., kasus TPA Bantargebang, Bekasi).
4. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehinga produktivitas masyarakat menurun.
5. Keadaan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dana untuk sektor yang lain berkurang.
6. Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat setempat.
7. Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurundan tidak memiliki nilai ekonomis.
8. Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalulintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.

     

     






Tidak ada komentar:

Posting Komentar