Selasa, 22 November 2016

Artikel Mortalitas



Mortalitas atau kematian merupakan salah satu komponen demografi yang mempengaruhi perubahan penduduk.
       Data kematian sangat di perlukan dalam menyusun, mengembangkan suatu program kesehatan, proyeksi penduduk untuk perencanaan pembagunan (perumahan, pendidikan, rumah sakit). Bilamana tidak ada kematian maka bumi lama kelamaan akan penuh dengan makhluk hidup. Usia manusia pernah sampai beberapa ratus tahun kemudian menurun terus terus hingga beberapa puluh tahun. Walaupun telah di usahakan peningkatan usia namun jarang yang mencapai usia di atas 100 tahun. Kematian tidak dapat di cegah walaupun mungkin usia dapat di perpanjang.
       Keturunan mempunyai prana pada panjang pendeknya siklus hidup manusia. Ada suku bangsa yang orangnya dapat mencapai usia yang sangat lanjut ada pula yang sebaliknya. Banyak orang yang tidak dapat mencapai umur lanjut karena berbagai sebab. Bencana kelaparan, kecelakaan dan peperangan dapat menjadi penyebab kematian yang tinggi bagi manusia di bebrbagai tempat di dunia dalam usia muda. Kemajuan teknologi di bidang transportasi darat, laut dan udara banyak juga menjadi penyebab tingginya angka kematian akibat kecelakaan. Di negara-negara yang sering gagal panen akibat kemarau dan banjir menyebabkan banyak penduduk yang mati kelaparan dan gangguan gizi. Pola kematian di tiap negara berbeda satu dengan yang lainnya tergantung tingkat perkembangan ekonomi dan status kesehatan. Konsep kematian dalam suatu definisi hingga saat ini menjadi lebih sulit akibat kemajuan ilmu kedokteran dan cenderung terjadi perbedaan penafsiran untuk menentukan kapan seseorang di katakan mati.
       Ada 3 keadaan vital yang saling berkaitan satu sama lain di mana tidak mungkin terjadi bersamaan, yaitu :
1. Lahir mati (fetal death)
2. Lahir hidup (live birth)
3. Mati (death)
       WHO dan United Nations membuat definisi mati sebagai berikut : mati adalah suatu keadaan di mana menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen dan dapat terjadi pada setiap saat setelah kelahiran hidup. Peristiwa kematian hanya dapat terjadi alu sudah terjadi kelahiran hidup.
       Lahir hidup menurut WHO dan UN adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsi dan rahim secara lengkap tanpa memandang lamanya usia kehamilan. Hasil konsepsi bernapas dan mempunyai tanda-tanda hidup seperti denyut jantung, denyut tali pusar, gerakan otot dan refleks.
       Lahir mati atau fetal death adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi di keluarkan dari rahim ibunya. Lahir mati meliputi Stillbirth dan Abortus tidak di masukan dalam mati dan hidup.


SUMBER DATA KEMATIAN
1. Pencatatan dan pelaporan
    Sumber data yang lengkap dan baik bilamana pencatatan dan pelaporan peristiwa kematian
    segera di buat pada saat peristiwa terjadi. Pencatatan dan pelaporan belum berjalan baik
    karena hambatan biaya administrasi waktu mengurus akta kematian dan belum meratanya
    fasilitas pencatatan dan pelaporan peristiwa kematian walau sebenarnya peraturan
    perundang-undangan telah mewajibkan.
2. Sensus penduduk
    Data kematian yang di peroleh melalui sensus penduduk merupakan data yang kurang
    mencerminkan keadaan masa lalu. Sensus di laksanakan setiap 10 tahun sekali sehingga
    daya ingat orang yang di tanyai peristiwa kematian waktu lalu mungkin lupa atau salah
    memberikan informasi.
3. Survei kematian
    Dapat di laksanakan setiap saat untuk berbagai kepentingan. Survei dapat di laksanakan
    dengan mendapatkan data kematian dari :
- Rumah Sakit
- Dinas Pemakaman
- Asuransi Jiwa
- Kantor Polisi
- Kantor Catatan Sipil
- Organisasi Duka, All


Hasil survei dapat membedakan :
- Tingkat kematian dari berbagai kelompok penduduk
- Tingkat kematian dari berbagai negara sesuai degan tingkat kemajuannya
- Tingkat kematian dari berbagai status sosial ekonomi
- Tingkat kematian dari berbagai tempat tinggal seperti desa, kota dan daerah terpencil


UKURAN KEMATIAN
       Ukuran dasar kematian memberikan gambar suatu angka atau indeks tinggi rendahnya tingkat kematian suatu populasi penduduk.
1. Angka kematian kasar : Crude Death Rate = CDR
    Jumlah kematian yang terjadi dalam satu tahun di bagi dengan jumlah pendeduk pada
    pertengahan tahun tersebut.
                Jumlah kematian pada satu tahun 
    CDR =                                                            X 1000
                Jumlah penduduk pertengahan tahun
                  D
             =         X      K
                   P
    Contoh : Penduduk sebuah desa pada tanggal 1 Januari 2003 berjumlah 550 pada tanggal
    31 Desember 2003 jumlah penduduk menjadi 650. Selama tahun 2003 di desa tersebut
    terjadi 15 peristiwa kematian. Penduduk pertengahan tahun di desa tadi adalah
    550 + 650 ­= 600
           2
                15
    CDR =         X 1000 = 25 per seribu
               600
    Jadi di desa di atas pada tahun 2003 rata-rataterjadi 25 peristiwa kematian per 1000
    penduduk.
   Umumnya CDR di negara sedang berambang masih tinggi sekitar 25-35 per seribu
   Penduduk sedangkan di negara maju CDR telah dapat di turunkan hingga di bawah 10 per
Seribu penduduk.
Walaupun CDR masih bersifat umum tetapi sudah dapat di gunakan untuk menggambarkan besarnya kematian pada suatu jumlah penduduk yang dapat di jadikan dasar menilai tingkat kesehatan atau kesejahteraan dari penduduk tersebut.
       CDR adalah ukuran yang bersifat kasar (umum) karena belum memperhatikan berbagai karakteristik penduduk seperti struktur umum penduduk. Resiko kematian berbeda dari satu kelompok penduduk dengan kelompok penduduk lainnya. Penduduk yang banyak terdiri dari golongan usia tua akan di dapatkan angka kematian kasar yang relatif lebih tinggi di bandingkan dengan penduduk di mana terdapat lebih banyak golongan usia dewasa muda. Resiko kematian orang yang berusia 70 tahun lebih tinggi dari pada orang yang berumur 25 tahun. Bayi yang berumur 1 tahun mempunyai resik kematian yang lebih tinggi dari anak yang telah berumur 10 tahun. Resik kematian menurut umur dapat di gambarkan dalam suatu grafik yang berentuk huruf U. Pola kematian penduduk semua negara baik yang masih berkembang atau telah maju menyerupai huruf U, perbedaannya hanya dalam tingkatannya rendah atau tinggi.
Resiko kematian
      


                                                                                      
                                                                          Umur
2. Age Spesific Death Rate (ASDR)
                             Jumlah kematian pada kelompok umur X tahun
    ASDR =                                                                                                   X 1000
                     Jumlah penduduk kelompok umur X pada tahun tersebut
                          Dx
               =                       X   K          K = 1000
                          Px
    Contoh : ASDR kelompok umur 25-29 tahun di suatu negara tersebut pada tahun 2003
    adalah 10%o ini berarti pada negara tersebut pada tahun 2003 terdapat 10 kematian dari
    penduduk yang berumur 25-29 tahun per 1000.
    ASDR di gunakan sebagai ukuran untuk mengetahui besarnya angka kematian menurut kelompok umur tertentu.
ASDR untuk kelompok umur sangat rendah seperti kematian perinatal, neonatal, postneonatal dan kematian bayi tidak dapat mengiakan jumlah penduduk sebagai pembagi (pembilang) tetapi menggunakan jumlah kelahiran hidup. Kalau di teliti secara saksama ASDR dari masing-masing kelompok umur akan terlihat bahwa pada usia muda sejak lahir angkanya cukup tinggi, kemudian menurun pada usia remaja dan dewasa dan akan naik lagi pada usia lanjut.
3. Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) = IMR
                 Jumlah kematian bayi umur 0-1 tahun dalam 1 tahun
    IMR =                                                                                        X 1000
                 Jumlah kelahiran hidup selama tahun tesebut
    Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting untuk menilai keadaan atau                      tingkat atau status kesehatan serta kesejahteraan dari suatu penduduk atau negara. Bayi sangat rentan terhadap berbagai keadaan kesehatan dengan resiko kematian yang tinggi. Bila pelayanan kesehatan waktu hamil, persalinan, masa nifas dan bayi yang di kenal upaya kesehatan ibu dan anak jelek maka angka kematian bayi akan meningkat. Biasanya angka kematian bayi di kaitkan dengan indikator ekonomi seperti GNP. Negara yang maju mempunyai GNP yang tinggi di dapatkan angka kematian bayi yang rendah sedangkan di negara yang sedang berkembang di mana GNPnya rendah di dapatkan angka kematian bayi cukup tinggi. Contoh : di negara maju umumnya angka kematian bayi berada di bawah 30%o yang berarti 30 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di negara sedang berkembang angka kematian bayi ada yang masih 20%o yang berarti ada 200 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.
Tingginya angka kematian bayi di negara yang sedang berkembang di sebabkan karena faktor kemiskinan, gizi buruk, sanitasi lingkungan yang jelek, pendidikan dan perilaku yang buruk. Keadaan ini meningkatkan terjadinya penyakit-penyakit infeksi seperti diare, ISPA, TBC dan meningitis.
Dengan meningkatnya GNP akan menyebabkan menurunnya angka kematian bayi dan sebaliknya. Namun di Srilangka angka kematian bayi dapat di turunkan mendekati keadaan di negara maju.
Walaupun GNP-nya masih rendah seperti negara sedang berkembang.
Angka kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate) adalah angka kematian pada janin berusia lebih dari 20 minggu hingga bayi berusia kurang dari 7 hari. Angka ini biasanya di pakai untuk menilai baik buruknya pelayanan antenatal Care dan pertolongan persalinan yang di berikan pada ibu hamil.
Angka kematian Neonatal (Neonatal Mortality Rate) adalah angka kematian pada bayi yang berusia 0 hingga 28 hari. Angka ini dapat menggambarkan baik buruknya pertolongan persalinan dan perawatan bayi yang baru lahir.
Angka kematian Post Neonatal (PostneonatalMortality Rate) adalah angka kematian bayi antara 28 hari hingga 1 tahun.
Kematian bayi dan balita merupakan proporsi terbesar dari seluruh kematian di negara-negara sedang berkembang. Kematian bayi merupakan 30% dari seluruh kematian dan balita kira-kira 20%, ini berarti setengah dari seluruh kematian terjadi sebelum usia 5 tahun. Di negara yang telah maju kematian bayi dan balita hanya merupakan 5% dari seluruhkematian.
4. Maternal Mortality Rate (MMR)
                    Jumlah kematian pada wanita hamil, melahirkan dan masa nifas
     MMR =                                                                                                            
                     Jumlah kelahiran hidup dan mati
     Tinggi rendahnya MMR menggambarkan taraf pelayanan program kesehatan ibu dan anak
     melalui anternal dan petolongan persalinan. Penyebab kematian ibu secara umum dapat di
     golongkan dalam beberapa faktor seperti: Anemia, Sepsis, Pendarahan dan Toksemia.
5. Angka harapan hidup rata-rata pada waktu lahir
    Angka harapan hidup rata-rata pada waktu lahir adalah angka yang menggambarkan
    Kemungkinan hidup rata-rata anggota dari suatu kelompok penduduk pada waktu di
    lahirkan. Angka harapan hidup di negara maju umumnya di atas 70 tahun sedangkan di
    negara di negara sedang berkemang biasanya di bawah 65 tahun malah di Afrika ada yang
    di bawah 50 tahun.

Standarisasi
Angka kematian banyak di pengaruhi oleh berbagai karakteristik seperti :
1. Jenis kelamin
    Hasil penelitian banyak menunjukan di mana setiap umur lelaki mempunyai resik kematian
    lebih tinggi di bandingkan wanita. Hal ini dapat terjadi mungkin karena lelaki lebih banyak
    keluar rumah, ikut berperang atau tindak kriminal.
2. Jenis pekerjaan  
    Tiap-tiap pekerjaan mempunyai berbagai resik kematian yang berlainan, pekerjaan di
     pertambangan, pabrik industri mempunyai resik kematian yang lebih tinggi dari pekerjaan
     dalam kantor.
3. Tempat tinggal
     Orang yang diam di kota resik kematiannya berbeda dengan yang tinggal di pedesaan. Hal
     ini di sebabkan karena faktor pelayanan kesehatan, gizi, pencemaran, fasilitas dan sarana
     pengobatan.
4. Status sosial ekonomi
     Orang dengan pendapatan ekonomi tinggi mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan
     perawatan pengobatan lebih baik karena kemampuan membayar lebih besar di bandingkan
     dengan orang berpendapatan ekonomi rendah.
Berbagai variabel ini dapat terkontrol dengan menggunakan teknik standarisasi agar dapat membandingkan tingkat kematian dari berbagai negara.
  
 
        

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar